Aplikasi Belajar Online QuBisa Langsung Siap Jadi Digital Marketer
Mau kerja di bidang digital marketer? Udah nyiapin apa aja nih? Selain kesiapan mental dan kreativitas, ada hal mendasar lagi nih yang sebenarnya juga harus banget diketahui dan diperdalam ilmunya. Mau tau enggak? Disimak aja ya sampai selesai.
Digital marketer sekarang lagi banyak diminati. Enggak cuma di kalangan fresh graduate aja. Tapi juga menjadi pesona buat ibu-ibu yang ingin menambah penghasilan walaupun dari rumah. Soalnya, peluang jadi digital marketer ini memang menjanjikan banget.
Nah, sebelum mulai tertarik sama posisi digital marketing ini. Mari kita bahas sedikit beberapa hal yang sering banget dianggap remeh. Tapi, pas udah nyemplung di dunia marketing digital. Ternyata, masih cukup sering bikin planga-plongo.
Yang bakalan saya bahas ini, juga berdasarkan pengalaman bersama klien. Ngapain? Maintaining Instagram official beberapa akun yang alhamdulillah udah gede sekarang akunnya. Dan pengalaman ini bakalan saya sharing biar Anda yang ingin memulai dan belum pede. Bisa tau, bagian mana yang harus ditambah lagi ilmunya biar makin yahud. Oke?
Dan sharing kali ini, enggak ada niatan buat pamer, ya. Cuma berbagi sesuatu yang saya dapat dari banyak kelas online berbayar. Sampai kelas gratisan yang ada di kelas belajar online digital seperti QuBisa. Aplikasi belajar online ini bikin belajar gak ribet.
QuBisa Aplikasi Buat Yang Siap Kerja
Sebelum mulai bahas tentang digital marketing. Saya mau sedikit mengulas tentang QuBisa ini. Dari pengalaman saya mengikuti beberapa kursus online gratis di aplikasi yang bisa diunduh melalui Play Store. Saya mendapatkan ilmu yang cukup banyak. Enggak sekadar materi yang abal-abal, tapi materi yang bisa dipraktekkan langsung.
Pendaftarannya enggak sulit, cuma butuh email saja. Enggak usah khawatir, soalnya aplikasi ini juga termasuk aman. Mau beli kursus berbayar pun tetap aman transaksinya.
Di QuBisa ini ada banyak kursus yang bisa diikuti. Mau materi tentang Personal Growth, ada. Banyak juga materi yang keren yang diadakan dari universitas ternama. Bahkan, enggak sedikit pula di Kelas Siap Kerja diampu oleh mentor yang merupakan praktisi atau akademisi di bidangnya.
Ada juga kategori yang menarik yaitu KSM. Keterampilan Sukses Milenial ini menyajikan program personal bagi kita yang ingin mendalami keahlian tertentu. Misalnya, ingin belajar mengenai ISO 14001, bisa belajar bareng Rewata Consultant.
Kalau ingin belajar Public speaking, bisa juga pilih kelas dari GML Performance. Sampai keahlian yang termasuk skill interpersonal juga ada, ikutan aja di kelasnya Institute Teknologi Telkom. Enggak main-main ilmunya dan mentornya juga berpengalaman semua. Benar-benar jadi cara belajar efektif buatku yang suka dengan penjelasan yang to the point.
Nah, yang saya ikuti ini di aplikasi siap kerja QuBisa adalah kelas KDM. Yaitu Kelas Digital Millennial, yang merupakan program khusus berisi materi tentang digital yang kekinian. Mulai dari level pemula sampai level ahli juga bisa. Jadi, bisa belajar dari dasarnya banget.
Apa saja yang saya pelajari di kelas KDM ini?
Pemahaman Dasar Marketing
Sebelum gelap mata dengan gaji Digital Marketing, sampai betapa mudahnya pekerjaan ini. Soalnya sering bisa dikerjakan dari rumah aja. Ada yang harus dipahami dulu untuk dijadikan pondasi sebelum serius bekerja atau terima pekerjaan di bidang ini.
Digital Marketing itu ada karena teknologi saat ini berkembang dengan pesat. Tapi, jangan lupakan pondasi dasarnya adalah Marketing. Sebuah ilmu yang mengajak seseorang untuk melakukan sesuatu. Jadi, sebelum menganggap remeh ilmu marketing karena punya skill desain yang keren. Sudah seberapa kenal dengan ilmu marketing?
Mari mengenal marketing melalui perumpamaan yang cukup mudah dari kelas Tom MC IFLE yang saya ikuti. Penjelasannya bikin belajar gak ribet. Beliau menganalogikan seperti ini :
Ada seorang kembang desa yang sangat terkenal bernama Jamilah. Banyak pemuda yang jatuh hati padanya, tapi sayangnya pemuda-pemuda yang nembak Jamilah ini ditolak semua. Suatu ketika, Jamal, yang merupakan tetangganya Jamilah. Ingin mencoba peruntungan, siapa tahu bisa diterima cintanya.
Sebelum langsung nembak Jamilah, pemuda ini mempersiapkan diri. Dengan cara, mendekati sahabatnya Jamilah dan meminta informasi seperti apa sih cowok yang disukai oleh kembang desa ini?
Ternyata, Jamilah suka dengan cowok rapi. Suka juga diajak nonton dan jajan seblak. Setelah mengetahui ini, Jamal langsung berbenah diri. Dia mulai mengenakan pakaian yang rapi. Menyisir rambutnya, sampai mengenakan parfum. Kemudian, ia juga sering menjemput Jamilah dari kantornya. Juga sering mengajaknya nonton serta jajan seblak.
Singkat cerita, setelah melalui penjajakan beberapa minggu. Akhirnya, Jamal memberanikan diri menyatakan cintanya. Dan tak perlu menunggu lama, akhirnya Jamilah pun menerima cintanya Jamal.
Dari analogi kisah cinta Jamal dan Jamilah. Ada dua konsep marketing yang sangat mendasar yang dilakukan oleh Jamal. Yaitu tahapan awareness dan persona. Keduanya merupakan bagian yang saling berkaitan.
Bisa kita tarik kesimpulan dari kisah Jamal dan Jamilah. Bahwa, Marketing itu bukan cuma jualan dan menawarkan aja. Tapi, juga strategi bagaimana melakukan pendekatan yang bisa membuat seseorang itu nyaman.
Ini penting dipahami bagi siapa saja yang ingin masuk ke dunia Digital Marketing. Terus, punya keahlian seperti copywriting dan desain. Ilmu dasar marketing ini nantinya akan berguna banget untuk menentukan desain seperti apa yang sesuai sampai copywriting yang bagaimana yang cocok.
Jadi, antara keahlian desain dan menulis ini ternyata kalau dikombinasikan dengan pemahaman tentang marketing bisa menjadi tri musketri, ya. Kalau begitu mari kita lanjut dengan Konsep Marketing buat meningkatkan kemampuan kita di bidang marketing.
Konsep Dasar Marketing
Ada dua konsep yang saling berkaitan dari materi yang dibagikan di kelas Microlearning kak Lutfi Amalia Adel. Yaitu konsep 4P dan AIDA. Kalau AIDA sepertinya sudah banyak yang tahu, ya. Soalnya, sering juga dipakai di kelas-kelas menulis. Tapi, tetap akan dibahas sedikit mengenai keduanya.
4 P ini terdiri dari Product, Price, Place dan Promotion. Keempat elemen ini adalah informasi yang harus diketahui secara detil oleh kita sebagai Digital Marketer. Sebelum kita membuat materi promosi, kita harus mengetahui dulu, produk apa yang ingin ditawarkan. Atau jasa apa yang ingin dipromosikan. Brand apa yang ingin dikenalkan pada khalayak umum.
Setelah pemahaman mengenai produk, jasa atau brand tersebut. Barulah kita masuk ke harga. Penentuan harga bisa membantu kita juga untuk menentukan persona calon customer. Karena itu, penentuan harga ini harus benar-benar akurat. Mulai dari penentuan harga kemasan, harga jasa, pengeluaran lain seperti internet mungkin sampai biaya iklan juga harus diperhitungkan.
Kalau sudah, barulah kita menentukan Place. Di sini Place berarti tempat kita akan mempromosikan produk / jasa. Mau itu di Instagram, Tiktok atau Facebook. Atau bisa juga melalui marketplace. Semua kanal memiliki keunikannya masing - masing.
Nah, masuk ke Promotion, yang merupakan tahapan akhir dari 4P. Kita masukkan juga konsep AIDA ini dalam perencanaan promosi. Konsep ini harus sejalan antara copywritingnya sampai desain baik gambar atau video yang digunakan untuk promosinya.
Seperti yang sudah banyak diketahui, AIDA ini merupakan tahapan marketing yang dasar. Yaitu Awareness, Interest, Desire dan Action. Keempat elemen ini adalah proses seorang pelanggan sampai memutuskan untuk membeli atau menggunakan jasa tertentu.
Mengikuti materi ini, bikin saya jadi belajar banget cara meningkatkan personal branding. Cocok buatku sebagai blogger yang juga mau upskilling dan reskilling dalam bidang digital marketing ini.
Funneling Menggunakan Konsep AIDA
Sekarang saya ingin membagikan materi yang saya dapatkan dari kursus berjudul PAIN Philosophy yang dibawakan oleh Erwin Tenggono. Beliau adalah seorang Presiden Direktur yang membagikan pengalamannya mendirikan perusahaan startup.
Erwin saat itu tidak langsung menerapkan konsep marketing yang ia kuasai sebagai seorang salesman. Sebab, faktanya digital marketing punya keunikan tersendiri. Yang harus dikenali lebih mendalam. Keunikan ini berkaitan langsung dengan sarana atau media apa yang digunakan untuk promosi.
Mari berkenalan dulu dengan Funneling Concept yang saya dapat dari mengikuti beberapa materi Microlearning di QuBisa ini.
Funneling Concept
Funnel ini maksudnya proses atau alur penjualan dari digital marketing. Semisalnya, saat kita bekerja sebagai Digital Marketer di sebuah perusahaan. Produk dari perusahaan tersebut adalah produk fisik. Maka funneling salesnya yang lebih mudah untuk diterapkan yaitu Social media - Whatsapp / Live Chat Support / Direct Message - Marketplace / Website.
Kenapa harus melewati live chat atau whatsapp? Kenapa enggak langsung ke Marketplace? Sebab, di saat inilah komunikasi antara calon pelanggan dengan customer service terjadi. Dan ini adalah bagian dari Branding yang bisa membangun engagement yang cukup kuat. Enggak sedikit brand ternama diingat karena komunikasi selama transaksinya membuat nyaman calon pelanggan.
Dengan adanya komunikasi dua arah, membuat calon pelanggan merasakan bahwa Needs-nya dia didengarkan dan dipahami. Barulah setelah komunikasi terjalin dengan baik, bisa langsung kita arahkan ke Marketplace atau Website transaksi jual beli.
Sama juga jika bidang usaha dari perusahaan tempat kita bekerja ini menghasilkan jasa. Maka titik terakhir dari alurnya bisa menggunakan Website khusus landing page. Website ini fungsinya hanya untuk transaksi saja, tidak ada komunikasi yang dibangun karena ini merupakan tahap akhir.
AIDA Concept
Seperti yang sudah dijabarkan sedikit, AIDA ini memang alur dari proses calon pelanggan sampai memutuskan untuk membeli atau menggunakan jasa. Selain itu, AIDA ini juga bisa dijadikan metode promosi.
Awareness
Di dalam digital marketing ada level-level tertentu dari calon pelanggan. Kategori level ini terdiri dari Cold, Warm dan Hot. Pengelompokkan calon pelanggan ini bagus untuk menentukan seperti apa materi promosi yang akan digunakan.
Pada tahap awal Awareness ini biasanya dihuni oleh target market yang menempati level Cold. Maksudnya adalah target market ini diisi oleh orang-orang yang belum kenal dengan Brand yang akan kita bangun. Mereka masih awam dan butuh informasi untuk mengenal lebih dalam.
Karena itu, di tahapan inilah, promosi yang digunakan sebaiknya berbentuk soft selling. Bisa dengan menyajikan gambar-gambar lucu sebagai media pengenalan yang relevan dengan Brand yang dipromosikan. Bentuk copywriting-nya juga berbeda, di tahapan ini menurut Erwin sebaiknya menggunakan kalimat yang general.
Bahkan, pada tahapan ini, komposisi menawarkan produknya masih sekitar 10%. Karena, pada tahapan ini, calon target market masih membutuhkan pengenalan-pengenalan lebih dalam lagi. Pengenalan ini akan mudah meningkat jika komunikasi antar Brand dengan target market terjalin dengan sangat baik.
Interest
Tahapan ini berisi orang-orang yang sudah masuk ke level WARM. Yaitu mereka yang sudah mengenal brand perusahaan. Sudah tahu produk apa saja yang dijual. Sudah punya produk atau jasa yang masuk ke dalam wishlist bucket. Tapi, masih ragu untuk memutuskan kapan akan membeli atau menggunakan jasa dari brand perusahaan kita.
Teknik yang sering digunakan khusus untuk target market ini, yaitu pendekatan secara personal. Bisa dengan menyajikan konten-konten yang dekat banget sama kehidupan target market. Atau dengan membangun komunikasi dengan target market yang lebih intens namun tetap membuat mereka nyaman.
Pada bagian Interest ini nih. Ilmu dari Tom MC IFLE bermanfaat banget. Sebab, dibagian interest ini, dibahas juga mengenai promosi khusus yang sesuai target market. Jadi, bisa menambah ketertarikan si target market ini.
Pas materi mengenai Interest untuk Target Market di QuBisa, ada yang dinamakan pengenalan generasi target market. Jadi, setiap generasi itu punya kebiasaan yang sangat berbeda. Nah, kebiasaan ini bisa menjadi tolak ukur, ingin menyajikan promosi seperti apa.
Jujurly, mengikuti materi khusus Interest ini bikin semangat juga. Soalnya, dipelajari juga cara meningkatkan personal branding yang sesuai buatku. Soalnya bisa sekalian upskilling dan reskilling hal yang tadinya masih awam buatku.
Setiap generasi itu punya keunikan tersendiri. Menurut Tom MC IFLE, orang-orang yang lahir di generasi Z ini, mereka lahir saat kondisi keluarga mereka sudah settled. Namun, sedang ingin berkembang menuju kemapanan yang sesuai dengan impian. Jadi, kebanyakan generasi ini lebih condong untuk membeli sesuatu yang didiskon atau bundling.
Pas denger materi ini, langsung keinget benar juga, ya. Soalnya, setiap ada promo khusus 17-an atau promo khusus gajian. Bisa bikin anak-anak generasi Z ini rela antri untuk mendapatkan produk tersebut,
Sementara, menurut Pak Tom ini, untuk generasi millennial. Promosi yang masih cocok itu seperti potongan berbentuk gratis ongkos kirim. Soalnya, generasi milenial saat ini sudah memasuki fase lumayan cukup. Sehingga, yang banyak dibutuhkan adalah potongan dalam bentuk pembebasan biaya kirim.
Ini berdasarkan riset dari pak Tom di materinya yang berjudul Growing With Marketing. Nonton Microlearning seperti ini memang benar-benar cara belajar efektif buatku. Soalnya, langsung to the point.
Desire
Materi yang ada di aplikasi siap kerja ini, mulai masuk ke tahapan selanjutnya yang berisi target market berstatus WARM sedikit HOT. Di level ini, target market sudah kenal dan suka berinteraksi dengan brand kita di media promosi. Mereka sudah mulai punya angan-angan dan keinginan untuk membeli. Meski ada sedikit kendala yang harus disajikan. Yaitu, sedikit ‘desakan’ agar mereka mau langsung action.
Desakan ini bisa berupa promosi terbatas. Sehingga, target market akan merasa punya urgensi untuk buru-buru melakukan transaksi. Promosi yang oke menurut pak Erwin, bisa dengan menawarkan sesuatu yang sesuai dengan kebutuhan target market. Misalnya, kita sudah tahu kalau target market ini dari generasi Z. Maka sesuai dari materi di Interest, bisa kita berikan diskon berapa persen yang durasinya sangat sebentar.
Action
Pada level inilah target market yang menempati posisi tertinggi yaitu HOT berkumpul. Di tahapan ini, dari materi kak Lutfi Amalia di kursus online gratis yang kuikuti, target market sudah bukan lagi target. Tapi, sudah berubah menjadi market people. Yaitu, orang-orang yang akan repurchase atau bisa juga dengan menggunakan jasa brand kita. Tanpa berpikir dua kali.
Setelah tahapan Action, sebenarnya ada juga tahapan lanjutan yang bisa dibilang ‘baru’ dalam konsep AIDA.
Share
Market people ini sudah berstatus menjadi langganan. Mereka akan dengan sangat senang hati membagikan pengalaman menggunakan jasa atau menggunakan produk dari brand yang kita tawarkan. Di tahapan ini pula, brand bisa meningkatkan kemampuan untuk membangun komunikasi yang lebih dekat dengan market people ini.
Sehingga market people akan menjadi pelanggan setia brand kita. Dan mempermudah kita setiap akan mempromosikan produk atau jasa terbaru. Hubungan dengan pelanggan ini pun harus selalu dibangun. Agar mereka bisa terus merasa ‘diperhatikan’ dan ‘diingat’.
Tips Untuk Digital Marketer Pemula
Gimana? Materi di kursus online gratis kali ini memang berbobot banget. Tapi, ini membuktikan kalau aplikasi belajar online QuBisa ini memang bisa membantu fresh graduate atau digital marketer pemula siap untuk kerja.
Menurut pak Erwin, ada beberapa hal yang harus dipahami terlebih dahulu sebelum mulai terjun sebagai digital marketer terutama di perusahaan startup.
1 Jadilah Gelas Kosong
Setelah mengenal konsep dasar marketing. Kemudian, belajar lagi mengenai digital marketing. Bukan berarti membuat kita bisa menggunakan semua ilmu tersebut langsung tanpa modifikasi. Maksudnya bagaimana?
Pak Erwin, saat memulai bisnis startup-nya. Ia bahkan harus menanggalkan semua pemahaman marketing yang ia tahu. Dia mulai belajar lagi dari awal, bagaimana konsep PAIN Philosophy yang menarik ini. Menjadikan startup-nya benar-benar punya target market yang tepat.
Ia belajar lagi dari awal mengenai konsep yang sesuai dengan bisnisnya. Karena itu, ketika memasuki dunia digital marketing. Kita juga harus siap untuk menanggalkan kemampuan kita untuk mempelajari lagi hal yang mungkin enggak baru banget. Tapi, bermanfaat untuk perkembangan brand perusahaan atau brand bisnis yang kita pegang.
2. Work Harder On Yourself
Ini hasil kombinasi juga dengan kelas Tom MC IFLE di aplikasi belajar online QuBisa ini. Maksudnya adalah kita harus mau upskilling dan reskilling kemampuan kita dalam dunia digital marketing. Jadi, alih-alih fokus hanya pada strategi marketing. Ada kalanya, kita juga harus tahu bahwa strategi tak akan bisa diterapkan tanpa ilmu yang baik. Karena itu, kita harus semangat nih, untuk meningkatkan kemampuan kita biar hasil dari digital marketing bisa melampaui target.
3. Kenali Perusahaan Tempat Kita Bekerja
Di seminar pak Erwin, beliau menyeritakan kalau semua timnya itu bekerjasama memberikan hasil riset mereka terkait Pain Philosophy ini. Jadi, maksudnya begini, bisnis startup pak Erwin ini berkaitan dengan ‘sakit’. Mau itu jenis penyakit, rasa sakit sampai solusi dari sakit itu sendiri.
Semua timnya melakukan riset masing-masing untuk mengetahui, solusi apa yang dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia. Dari pengalaman tim kerja pak Erwin ini. Kita jadi tahu, kalau ingin bekerja di suatu perusahaan. Kita juga harus mau ambil bagian dalam perkembangan perusahaan.
Jika sudah mengenal dengan baik tempat kita bekerja. Apa visi dan misinya. Ini bisa membantu kita untuk bisa optimal. Bahkan, bisa membantu kita mengetahui, skill apa yang masih dibutuhkan oleh perusahaan dan sesuai dengan job description kita namun belum kita kuasai.
Siap Kerja Harus Siap Mental Juga
Pernah lewat sepintas di kanal sosial. Curhatan netizen yang ingin resign dari tempat kerjanya. Tapi, teringat bahwa ia masih membutuhkan gaji untuk ini dan itu. Dari curhat ini sudah bisa dibayangkan, ya. Khusus untuk Fresh Graduate yang belum punya pengalaman kerja. Kalau kerja di perusahaan atau di tempat usaha lain. Akan selalu menemui kata : CAPEK.
Capek ini bisa dikarenakan karena lelah fisik. Juga bisa karena lelah batin atau pikiran. Dimanapun kita berada, tentu akan bertemu dengan hal-hal yang bisa membuat mental kita sesekali mengalami breakdown. Karena itu, penting juga untuk mempersiapkan mental sebelum bekerja.
Untuk persiapan mental, bisa mengikuti kelas gratis dari Nelly Mathias yang berjudul Selamat Pagi Dari Hati. Kursus online gratis ini bisa membuat kita memulai hari sebelum berangkat kerja dengan positif.
Biar nantinya, mental kita bisa kuat. Dan kita bisa sambil memahami diri kita sendiri dari pembelajaran ini. Cara penyampaiannya juga asik banget, bikin semangat dan mood jadi bagus.
Penutup
Selama mengikuti pembelajaran yang mayoritas saya pilih yang gratis di QuBisa ini. Enggak ada satupun materi yang biasa aja. Semuanya dibahas dengan sangat mendetil dan penyampaiannya mudah dipahami.
Aplikasinya juga mudah digunakan. Sudah ada di Playstore dan App Store. Bisa langsung diunduh langsung biar bisa belajar langsung tak perlu menunda. Buat pengguna baru, enggak perlu bingung kalau mau mencari kursus yang sudah kita ikuti. Ada menu KursusQu yang berisi video terakhir yang kita ikuti. Baik itu video Microlearning, Paket Kursus maupun kursus. Jadi, saat kita ingin melanjutkan pembelajaran materinya lagi enggak susah untuk dicari.
Ada juga program menariknya, yaitu program khusus sertifikasi. Jadi, setelah mengikuti program khusus dari QuBisa ini. Nantinya akan mendapat sertifikat yang resmi. Bisa dipakai di dunia kerja juga. Bukan sertifikat biasa yang bisa dibikin sendiri. Tapi, sertifikat yang didapat dari badan resmi yang bekerjasama dengan QuBisa ini.
Penilaianku pribadi, materi yang ada di sini cukup banyak dan beragam banget. Enggak bikin bingung milihnya. Soalnya sudah tersusun di kategori khusus. Kita tinggal pilih yang sesuai dengan kebutuhan.
Oiya, QuBisa juga lagi mengadakan lomba. Jangan lupa ikutan, ya. Infonya bisa kunjungi di aplikasi QuBisa pada menu Lomba Blog.
Nah, kalau Anda ingin belajar tentang apa nih di QuBisa?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung. Silakan tinggalkan komentar dengan bahasa yang baik ya. Untuk komentar dimoderasi ya.