Reply 1988 Drama Keluarga Dan Persahabatan

ulasan drama reply 1988

Siapa sih yang belum nonton drama korea Reply 1988? Banyak sebenarnya, tapi saya yakin banyak pula yang sudah nonton. Apalagi, drama ini termasuk yang terbaik dan enggak mudah dilupakan, ini pendapat pribadiku, sih. Soalnya, sampai saat saya menuliskan ulasan ini, terhitung saya sudah menonton ulang drama ini sebanyak 7 kali. Bayangin seberapa sukanya saya dengan drama ini.

Yang paling menarik adalah pengemasan drama Reply 1988. Mulai dari setting tempat, waktu sampai tempat shooting yang mendukung. Bayangkan saja, semua gaya berpakaian, gaya rambut, topik pembahasan, kondisi sosial masyarakat sampai hal-hal yang sedang tren pada saat itu disajikan dengan sangat maksimal.

Buat yang pernah mengalami berada di tahun 1988, pasti terasa relate banget dengan apa yang ditayangkan di drama ini. Hal yang menarik dan tak pernah bisa saya lupakan adalah momen ketika tiga ibu rumah tangga duduk nongkrong di depan rumah sambil ngobrol. Mulai dari bertukar cerita pribadi sampai menyebarkan berita lain yang menarik buat mereka.

Ada lagi sih, seperti kebiasaan masing-masing keluarga untuk berbagi makanan. Ini yang dulu juga masih saya ingat. Soalnya, dulu saat masih kecil, Ibuku kalau masak selalu bagi-bagi ke tetangga. Nanti, sambil nunggu piring dikembalikan, tau-tau isinya sudah berbeda, hehe.


Reply 1988 Mengenang Masa Tahun 80-an

Selain momen berbagi makanan. Ada banyak hal yang membuat saya selalu terkenang dan menjadi daya tarik yang cukup besar untuk saya sebagai penonton.

Tetangga Kaya Yang Baik 

Jaman dulu, sepertinya masih banyak yang bercerita kalau punya tetangga kaya dan orangnya baik. Bahkan, yang dibantu pun masih menampakkan kesadaran yang cukup tinggi. Berupa memberi kabar ketika belum bisa membayar hutang. Seperti Ibunya Deok Sun yang bertamu ke rumahnya Jung Hwan dan mengabarkan belum bisa mencicil hutangnya.

Ibunya Deok Sun justru tidak menampakkan sebagai penghutang yang justru lebih galak dari yang memberi hutang. Duh, siapa yang bisa mengalahkan galaknya ibu Jung Hwan? Sepertinya dia memang tak tertandingi :D.

Selain sering memberikan pinjaman uang, dia juga termasuk tetangga yang enggak egois. Setiap melakukan perawatan wajah, pasti memanggil teman-temannya agar bisa glowing bersama. Dan sering juga membagi makanan enak biar bisa dicicipi bersama Ibu lain di gang rumahnya.

Meskipun bisa dibilang mulutnya Ibu Jung Hwan ini kadang suka ember. Tapi, ya sama saja sih, ibu-ibu lain disini juga punya karakter yang hampir sama. Karena itu, mereka bisa klop banget. Saking klopnya, sering bikin bapaknya Deok Sun salah tingkah kalau mau pulang terus lihat trio kwek-kwek ini lagi nongkrong di depan rumah :D.


Pertengkaran Kakak Adik Itu Biasa

Udah tau dong, ya. Di gang Ssamundong, cuma ada satu keluarga yang kalau sudah ribut, hebohnya bukan main. Ributnya bukan sekadar cekcok antara suami istri. Kalau yang ini, masih dipegang rekornya sama Ibunya Jung Hwan. 

Tapi, kalau ribut kakak beradik, maka pemenangnya adalah Deok Sun dan Bo Ra. Mengingatkanku pada masa ketika masih anak-remaja. Sering banget berantem sama adik pertama, anak nomor dua. Persis seperti posisi Bo Ra dan Deok Sun. Apalagi usia kami juga terjeda 2.5 tahun saja. 

Karena itu, saat menyaksikan mereka sering bertengkar membuat saya teringat masa lalu. Mulai dari berebutan radio, berebutan makanan sampai rebutan apa saja yang bisa diperebutkan. 

Sungguh, kalau saya jadi Ibunya Deok Sun dan Bo Ra kayaknya enggak bakal bisa sesabar itu. Apalagi pas berantemnya malem-malem sampai Deok Sun dimasukin ke lemari :D.


Mendidik Anak Itu Enggak Mudah

Namanya drama keluarga, pasti ada saja momen yang membuat penonton mungkin menyadari bahwa anak-anak di gang Ssangmundong ini berbeda semuanya. Mulai dari beda situasi ekonomi, beda situasi di keluarganya sampai beda pengasuhan.

Seperti Choi Taek yang beda karena dia diasuh sama Bapaknya yang cenderung pendiam. Jangankan komunikasi yang rutin, ngobrol aja jarang. Saat makan bersama, ketika anak lainnya sedang asik mengobrol dengan keluarganya. Atau seperti keluarga Deok Sun yang menjadikan waktu makan sambil nonton bareng. Tentunya berbeda.

Suasana di rumah Taek ini cenderung sunyi dan sepi. Ini juga yang menjadikan Bapaknya Choi Taek sering dijadikan bahan obrolan ibu-ibu. Seperti yang dikatakan Ibunya Jung Hwan, “daripada gw nikah sama dia mendingan sama bapaknya Jung Hwan.” Terus disambut oleh Ibunya Sun Woo, “kayaknya gw enggak pernah denger suara dia.” Penggambaran karakter bapaknya Choi Taek yang memang pendiam banget.

Enggak heran, ini membuat Taek menjadi pendiam juga. Sering memendam perasaan dan pemalu. Beruntunglah dia memiliki sahabat yang membuatnya justru bisa melepaskan penat dan rasa sedih seperti ketika dia mengalami kekalahan pertama. Bantuan Dong Ryong untuk mengatakan hal yang buruk, membuat suasana mencair, sungguh emang si Dong Ryong ini jenis manusia yang bisa membuat hari-hari bahagia.

Beda lagi dengan ibunya Jung Hwan, dia termasuk beruntung karena bisnis suaminya berhasil. Terus anaknya, Jung Hwan, termasuk anak yang pintar. Cuma memang ada kekurangan, si Jung Hwan ini cool banget. Ibunya sering ketinggalan berita terkait anaknya. Kapan waktu ujian, kapan pembagian rapor dan segala macamnya.

Soalnya si Jung Hwan ini memang jarang cerita. Terus nilainya bagus terus. Seolah enggak ada hambatan terkait kehidupannya di sekolah. Padahal, dia pernah mengalami hal yang memalukan saat dia menolong Dong Ryong dari aksi pemalakan, yang berujung pulang tanpa mengenakan sepatu :)).

Beda lagi penanganan dengan kakaknya Jung Hwan yaitu Jung Bong. Kakaknya ini sudah berkali-kali ikut tes ujian masuk universitas. Tapi, selalu gagal. Sampai diikutsertakan di segala macam tes dan kursus, tetap saja gagal. Hingga membuat Ibunya Jung Bong ini pasrah. 

Sebenarnya, Jung Bong ini pintar, tapi dia lebih tertarik dengan hal-hal yang tidak berkaitan dengan ilmu untuk di universitas. Dia pandai memecahkan masalah ketika teflon penanak nasi enggak bisa keluar. Atau hal lain seperti wawasan umum. Tapi, bagi orangtuanya, ilmu yang dia punya itu enggak begitu berguna. 

Beda lagi dengan orangtuanya Deok Sun yang punya tiga anak. Karena Bo Ra sudah dewasa, sudah menjadi mahasiswa, perlakuan kedua orangtuanya cukup santai. Enggak banyak mengatur ini dan itu, apalagi Bo Ra juga termasuk pintar. Meskipun ini membuatnya mendapat perhatian lebih dari orangtuanya.

Sementara kalau sama Deok Sun, banyak banget perintah ini dan itu yang diberikan padanya. Kenapa? Pertama Deok Sun masih sekolah. Kedua, dia termasuk anak yang bebas banget, kalau enggak dinasehati bisa-bisa kebablasan. Ketiga, Deok Sun ini anak yang sembrono dan polos, bayangin aja bisa-bisanya menghilangkan kamera yang pada waktu itu aja harganya bisa bikin menangis, haha.

Kalau perlakuan ke adiknya Deok Sun, beda lagi. Adiknya Deok Sun yang bernama No Eul ini termasuk anak yang penurut. Enggak banyak tingkah, paling kena kasus karena dia kerja paruh waktu buat bisa kencan sama pacarnya. Udah gitu, dia rajin banget jemput bapaknya, karena itu juga dia bisa dapet privilege seperti dijajanin makanan yang enggak didapat oleh Deok Sun. No Eul juga termasuk adik lelaki yang nurut banget sama kakak - kakaknya. Soalnya, dua kakaknya ini galaknya minta ampun.

Ibunya Sun Woo termasuk ibu tunggal yang beruntung. Anaknya enggak banyak masalah. Termasuk ketua kelas yang dihormati. Perilaku Sun Woo juga memang disukai sama ibu-ibu lainnya, enggak suka membuat masalah tapi tetap ceria. Sebenarnya, apa yang Sun Woo lakukan memang berdasarkan apa yang dia lihat. Ia melihat perjuangan ibunya membesarkan dirinya dan adiknya seorang diri. Itulah yang membuatnya tak tega untuk berlaku macam-macam.

Beda lagi sama orangtuanya Dong Ryong, keduanya termasuk orang yang super sibuk. Sampai-sampai si Dong Ryong ini seperti anak yang enggak keurus. Meskipun dia anak guru, bukan berarti dia adalah murid yang pintar. Justru termasuk yang butuh perhatian lebih terutama dalam pelajaran. Sayangnya, karena terbiasa enggak ada bapak dan ibunya, Dong Ryong justru menjadi lebih sering menghabiskan waktu di rumah teman-temannya.

Mendukung Dan Menghibur Tetangga

Kondisi sosial seperti ini memang sudah agak bergeser di beberapa tempat. Jangan sedih kalau belum punya pengalaman bertetangga yang mengasyikkan seperti keluarga-keluarga di gang Ssangmundong ini. 

Sebab, memiliki tetangga, teman, sahabat yang baik itu rezeki. Dan Allah Maha Tahu dan Maha Adil setiap memberikan rezeki ke setiap makhluknya. Jadi, jangan bersedih apalagi berkecil hati, sebab bisa jadi rezeki kita dalam bentuk lain. Yang penting kita tetap ikhtiar menjadi tetangga yang baik.

Dalam drama ini ada yang membuat hatiku tersentuh. Ketika Deok Sun gagal menjadi pembawa papan nama di acara olimpiade. Orangtuanya Jung Hwan langsung mampir ke rumahnya Deok Sun untuk menghibur. Bahkan, ada momen lain yang dialami oleh Bapaknya Deok Sun dan membuat tetangganya langsung berusaha untuk menemani serta menghibur.

Ada juga momen ketika Ibunya Sun Woo akan kedatangan tamu penting. Tetangga-tetangganya dengan semangat memberikan bantuan berupa meminjamkan barang di rumah mereka untuk ditaruh di rumahnya Sun Woo. Perjuangan Jung Bong membawa batu bara ini cukup lumayan. Apalagi dia harus bolak-balik dari gudang ke rumahnya Sun Woo.

Hal lain ketika Bapaknya Choi Taek sedang bersedih. Tiba-tiba Bapaknya Jung Hwan datang bertamu bersama bapaknya Deok Sun. Mereka berusaha menghiburnya dengan menemaninya ngobrol malam itu.

Atau ketika Dong Ryong berusaha kabur dari rumah. Sayangnya, malah enggak dicariin dong. Sedih enggak tuh. Tapi, teman-temannya dan orang-orang di gang tersebut justru banyak yang perhatian sama si bocah yang sering bener kalau ngomong.


Drama Keluarga Dan Persahabatan

Menyaksikan drama korea Reply 1988 memang tidak pernah membosankan. Sebab, konten komedinya cukup banyak, juga bagian-bagian mengharukannya pun enggak sedikit. Jadi, seimbang banget. Tapi, yang paling mendalam tentunya pesan-pesan yang disampaikan secara tak langsung melalui cerita drama keluarga dan persahabatan orang-orang di Ssangmundong.

Momen ketika cerita ditutup dengan mengunjungi kembali gang Ssangmundong, kisah tambahan kenapa gang tersebut sepi. Sebab, keluarga-keluarga yang awalnya tinggal di tempat itu, pindah satu per satu. Membuat nuansa kosong dan hampa menyelimuti. Ada rasa tidak menerima ketika cerita akan berakhir. Ada keinginan untuk lebih lagi dan lagi seolah ini bukan sekadar drama korea, tapi seperti kisah nyata yang ingin terus diketahui.

Wajar jika sutradara menghilangkan bagian yang paling mengenaskan dari cerita ini. Konon, ada bagian yang hapus. Yaitu, informasi kematian Jung Pal yang saat itu sudah menjalani profesinya di dunia militer. Kalau sampai bagian ini tidak dihapus, tentunya akan menyebabkan kehampaan yang lebih-lebih lagi. Siapa yang rela, ditinggal pergi sosok sahabat yang sudah seperti saudara ini?

Bahkan, menonton drama ini menjadikan saya halu, saya seperti ikut bersahabat dengan Bo Ra, Deok Sun, No Eul, Jung Hwan, Jung Bong, Sun Woo dan Choi Taek. Seolah saya ikut nimbrung bareng Ibu-ibu di depan rumah milik Ibunya Jung Hwan. Dan seperti saya kembali ke masa tahun 90-an, hangat kebersamaan serta kehidupan yang berjalan santai dan tak terburu-buru seperti saat ini. Ya, kehidupan juga berubah, ketika tahun millennium datang, semua seolah bergerak cepat. Apalagi ketika pandemi ini juga hadir, kehidupan mulai banyak berubah juga.

Drama korea ini akan selalu jadi favorit yang enggak akan bosan saya tonton. Mulai dari aktingnya tapi yang paling mengesankan memang settingnya. Karena semuanya di-set seperti tahun 1988. Ditiru habis-habisan dengan maksimal dan profesional

Momen paling berkesan dari drama ini adalah betapa maksimalnya akting Dong Ryong dan Deok Sun. Kedua orang ini termasuk kebagian jatah, remaja enggak tahu malu :D sama teman enggak punya akhlak. Ada satu yang paling berkesan dan lucu yaitu saat anak-anak di gang Ssamundong belajar sama Bo Ra. Pas belajar bahasa Inggris, dengan pede-nya Deok Sun mengatakan bisa bahasa inggris dan menyebutkan kata ganti orang dengan lancar, disambut oleh Dong Ryong yang melanjutkan penamaan kata ganti orang. Terus, dengan pedenya juga Dong Ryong mengatakan ia bisa berbahasa Jerman. Astaga, kok bisa ya maksimal banget aktingnya. Berapa kali take ya kira-kira pas bagian ini?

Kalau Anda, sudah nonton serial Reply 1988 ini? Kalau sudah, apa yang paling berkesan dari drama ini? Kalau belum nonton, kira-kira yang paling berkesan atau diingat atau melekat dari tahun 1988 apa? Misalnya di tahun tersebut belum lahir, mungkin ada yang ingin diketahui dari tahun 80-an ini, informasi apa yang ingin dicari kira-kira?





Postingan Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung. Silakan tinggalkan komentar dengan bahasa yang baik ya. Untuk komentar dimoderasi ya.

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *