Film Korea : Daddy You Daughter Me (2017)
Nah, ada satu lagi nih, film korea yang bertema pertukaran jiwa. Baru saja saya tonton, berjudul Daddy You, Daughter Me. Awalnya penasaran, karena judulnya kok rasanya aneh dan sedikit unik, ya. Alhasil saya tonton juga film korea ini.
Diperankan oleh Jung So‑min dan Yoon Je‑moon, film ini dirilis bulan April 2017. Disutradarai oleh Kim Hyeong-hyeop. Film berdurasi 1 jam 39 menit, memang termasuk drama yang lumayan ringan, lucu tapi juga memiliki bobot pesan tersembunyi yang sangat menyentuh. Selama menonton ini saya tidak henti-hentinya tertawa dan terkadang terdiam sambil ikut berpikir. Nah, bagaimana ceritanya? Disimak yuk.
Korean Drama : Tukar Posisi Ayah Dengan Anak
Konon, saya pernah membaca sebuah kutipan tentang "ayah adalah cinta pertama seorang anak perempuan." Saya lupa membaca kutipan ini dimana, tapi yang jelas memang demikian. Begitupula dengan Do-Yeon yang menyatakan ingin menikahi Appanya - Yoon Je Moon - ketika dewasa nanti. Percakapan antara ayah dan anak perempuannya yang masih kecil ini menjadi percakapan yang mengharukan.Dimana Yoon sendiri tengah merindukan masa-masa bersama sang anak, yang saat ini sudah beranjak remaja. Anehnya, Yeon sendiri seperti anti terhadap sang ayah. Seperti hari itu, dia merengut akibat sang Ibu mencuci pakaian dalamnya dicampur dengan pakaian dalam ayahnya. Sehingga ini menimbulkan pertanyaan dari dalam diri Yeon, kenapa anaknya bisa sedemikian tak suka padanya.
Belum lagi, cerita dalam film korea ini berlanjut Yeon yang bahkan tidak ingin berjalan di jalan yang sama dengan sang Ayah. Tidak mau menunggu kereta di gerbong yang sama dengan sang Ayah. Dan segala hal yang berkaitan dengan Ayahnya, Yeon seolah enggan. Yoon sendiri bingung harus bersikap bagaimana, meski sudah diajak berbicara, Yeon selalu menghindar.
Hingga suatu malam, berita tentang ayah mertuanya Yoon terjatuh yang membuat keduanya harus berangkat bersama. Di tempat sang kakek, Yeon juga mendadak ngambek. Kemudian keluar dari rumah sang kakek. Dan Yoon menyusulnya, meminta penjelasan dari sang anak, apa permasalahan yang membuatnya membenci Yoon.
Sebuah Permulaan Dari Pengharapan
Alhasil Yoon dan Yeon bukannya berbincang tentang masalah yang dihadapi, mereka justru bertengkar hebat. Sambil membuat pengharapan-pengharapan yang tidak pernah terpikirkan oleh mereka di depan Pohon Gingko yang keramat. Baik Yeon maupun Yoon berharap agar mereka bisa bertukar tempat agar masing-masing bisa merasakan kesulitan kondisi dan posisi mereka.
Tanpa disadari, sang kakek menjelaskan sesuatu yang kemudian menjadi kenyataan. Ketika berada di mobil, Yoon dan Yeon mengalami kecelakaan yang membuat keduanya bertukar jiwa. Yoon menjadi anaknya, Yeon. Begitupula Yeon yang menjadi Yoon. Dan kegilaan tersebut mengantarkan Yoon membawa anaknya untuk berkunjung ke Rumah Sakit Jiwa, dimana sahabatnya Yoon merupakan dokter di sana. Sayangnya, sahabatnya Yoon bahkan tak percaya dengan kondisi mereka dan cerita yang disampaikan.
Mau tak mau, keduanya memutuskan untuk menjalani kehidupan. Meski terkadang Yoon memarahin kenapa rok Yeon sangat pendek, sampai masalah cowok idola Yeon pun dijadikan permasalahan. Namun, demikian juga Yeon yang awalnya menganggap sang Ayah hanya bisa memarahinya pun merasakan betapa sulitnya posisi dan pekerjaan sang ayah.
Keduanya pun memutuskan untuk berdamai, konon jika mereka berdamai maka masa kutukan hanya berlangsung selama 7 hari saja. Keputusan itulah yang membuat mereka memainkan peranan semaksimal mungkin. Yoon merasakan betapa sulitnya berteman bahkan mengerjakan simulasi ujian yang membuatnya tidak habis pikir. Juga Yeon yang akhirnya menyadari, jika salah langkah dalam pekerjaan bisa membuat banyak orang dipecat.
Pesan Tersembunyi Dari Pertukaran Jiwa
Kalau dipikir-pikir, memang sulit ya ketika kita remaja, saat kedua orangtua atau orang-orang yang sudah lebih tua dari kita berpikir bahwa kehidupan remaja itu mudah. Padahal, masing-masing manusia dari beragam usia memiliki tingkat masalah yang berbeda. Dan dari film inilah, seorang Ayah akhirnya menyadari betapa perbedaan zaman juga memengaruhi perbedaan pola kehidupan.Demikian juga bagi sang anak, yang menyadari mengapa sang Ayah bersikap sangat old-school, cenderung tegas dan sering mengingatkannya untuk terus belajar…belajar dan belajar. Karena kehidupan di pekerjaannya pun tidak mudah, bahkan Yeon sempat menimbulkan masalah akibat tidak mampu menangani hubungan antar sesama client.
Tapi kalau stres kaya Yeon dan butuh jalan-jalan sendiri. Bisa cek tulisan kak Aisyah Dian tentang Tips Solo Traveling. Seru juga ternyata bisa jalan sendiri.
Film korea ini memang cukup sederhana, dikemas dengan ringan namun juga lucu. Apalagi acting para pemainnya ini tidak asal-asalan. Ketika Yeon menjadi Yoon, juga cukup mengesankan. Dan bagusnya, ini diperuntukkan bagi remaja dan dewasa, sehingga pesan yang ingin disampaikan bisa diterima dengan baik.
Namun, inilah hidup, dimana kita memang harus selalu mau dan berusaha untuk memberikan pengertian dan toleransi meski saat itu kita pun tengah kesusahan. Dan seringnya justru bisa mengaduk-aduk emosi dan membuat lelah pikiran dan jiwa. Semoga saja siapapun yang tengah merasakan kesulitan, bisa diberi kemudahan dan keringanan sehingga tidak membebani kehidupan. Aamiin.
Buat yang ingin menonton film ini, silakan duduk yang manis dan nikmati tontonannya. Tanggalkan dahulu logika dan segala macam ekspektasi. Biar nyaman nontonnya, hehehe.
Film korea ini memang cukup sederhana, dikemas dengan ringan namun juga lucu. Apalagi acting para pemainnya ini tidak asal-asalan. Ketika Yeon menjadi Yoon, juga cukup mengesankan. Dan bagusnya, ini diperuntukkan bagi remaja dan dewasa, sehingga pesan yang ingin disampaikan bisa diterima dengan baik.
Penutup
Pernah mengalami masa sulit namun orang yang kita sayangi justru menganggap remeh dan kita hanya membuang-buang waktu saja? Tenang, banyak orang yang merasakannya. Jangan khawatir, karena bisa jadi mereka belum memahami dengan baik posisi dan situasi yang sebenarnya kita rasakan. Memang, tampaknya tak adil jika kita selalu saja mengalah padahal harusnya kita bukan berada di posisi yang mengalah.Namun, inilah hidup, dimana kita memang harus selalu mau dan berusaha untuk memberikan pengertian dan toleransi meski saat itu kita pun tengah kesusahan. Dan seringnya justru bisa mengaduk-aduk emosi dan membuat lelah pikiran dan jiwa. Semoga saja siapapun yang tengah merasakan kesulitan, bisa diberi kemudahan dan keringanan sehingga tidak membebani kehidupan. Aamiin.
Buat yang ingin menonton film ini, silakan duduk yang manis dan nikmati tontonannya. Tanggalkan dahulu logika dan segala macam ekspektasi. Biar nyaman nontonnya, hehehe.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung. Silakan tinggalkan komentar dengan bahasa yang baik ya. Untuk komentar dimoderasi ya.