Review Anime Movie Colorful
Kalau Anda mencari film dengan genre Slice of Life dan mengangkat drama kehidupan yang realistic tapi diambil dari sudut pandang anak sekolah. Anime Colorful ini cocok banget untuk ditonton sebagai tayangan yang berbobot tapi tetap ringan untuk dinikmati.
Anime art di film ini juga termasuk bagus, memanjakan mata dengan beberapa bagian pemandangan yang realistik. Disertai soundtrack musik yang bikin betah selama menonton. Penasaran seperti filmnya tentang apa?
Kita tahu betapa menjalani kehidupan memang tidak mudah bagi siapa saja, di usia berapapun. Apalagi kalau banyak hal yang terjadi dalam kehidupan sehingga sering menjadikan pelaku kehidupan itu sendiri merasa lelah dan kewalahan dalam menghadapinya.
Ini juga dialami oleh Makoto, seorang siswa SMP yang terbaring kritis dan hampir tak tertolong di bangsal rumah sakit. Ia menenggak obat penenang dalam jumlah banyak. Alasan apa? Akan segera dibongkar di pertengahan film menjelang akhir.
Jadi, di awal film ditampakkan ada barisan manusia yang seperi mengantri. POV salah satunya seperti kebingungan sambil melihat antrian barisan tersebut tapi dari belakang. Jadi, tidak terlihat wajah mereka satu per satu. Namun, kehadiran seorang anak berambut abu-abu yang sedikit lebih pendek dari si POV mendatangkan rasa penasaran.
Sebab, anak itu mengenalkan dirinya sebagai pendamping si POV. Siapa POV itu? Itu adalah sebuah Jiwa. Jadi, barisan tadi adalah barisan jiwa-jiwa yang akan melakukan perjalanan. Demikian juga si Jiwa yang menjadi POV utama dimana ia didampingi oleh si anak lelaki berambut abu-abu tadi. Dia akan mengajak si jiwa ini untuk turun ke bumi dan masuk ke tubuh seorang anak bernama Makoto yang tadi sudah kusebutkan.
Di rumah sakit, setelah Jiwa itu masuk. Ia diberitahu sedikit informasi mengenai Makoto dan keluarganya serta kehidupan si anak ini. Tapi, tidak semuanya sebab Soul (sebut saja demikian ya biar ngga bingung) harus mencari tahu sendiri tentang kehidupan Makoto.
Perjalanan kehidupannya ini juga sebagai proses magang si Soul. Yang nantinya tetap akan didampingi sama anak berambut abu-abu, sebut saja bocah abu-abu ya, meski tidak sering.
Hari pertama Soul menjadi Makoto, ia menjalani hari-hari sebagai pasien hingga beberapa bulan. Ditandai saat Soul turun ke bumi, bunga-bunga masih bermekaran dan ketika hendak pulang dari rumah sakit, bunga mulai berguguran sebagai tanda musim semi telah tiba.
Di rumah, ada banyak hal yang harus diidentifikasi oleh Soul sebagai Makoto. Tentang bagaimana kehidupannya dia sebelum memutuskan untuk bunuh diri. Seperti apa dia di sekolah? Hingga bagaimana dia sebagai anak di keluarganya.
Saat makan malam, Makoto dipandang tampak berbeda oleh kedua orangtuanya. Tapi, keduanya tetap memusatkan perhatian padanya serta bersemangat untuk memberikan banyak kasih sayang pada Makoto.
Ada sedikit informasi yang membuat Makoto akhirnya mengubah perangainya, tentang Ibunya. Dari sinilah sikap Makoto mulai berubah menjadi lebih abai pada Ibunya. Tapi, saya tidak akan memberitahu kenapa dan ada apa dengan Ibunya dulu, melainkan ingin menyeritakan tentang Makoto.
Apa Yang Spesial Dari Saotomo?
Jadi, siswa ini teman sekelas Makoto yang memperhatikannya dari kursinya di barisan paling belakang. Ia memperhatikan Makoto dan karena pertemuan yang tidak disengaja itulah Saotomo akhirnya bisa berteman juga dengan Makoto.
Saotomo termasuk siswa yang cuek, tapi tidak menonjol. Sepanjang film ia tidak tampak seperti anak yang dibully. Namun, ia bukan dari keluarga yang kaya. Dia juga punya adik. Sehingga kehidupannya harus serba mengirit.
Saotomo jago main tenis meja dan sangat suka sekali dengan kereta. Ia mengajak Makoto menyusuri beberapa kawasan sejarah yang pernah dilewati oleh kereta. Selama perjalanan dengan Saotomo inilah banyak pesan moral yang disampaikan dalam bentuk dialog dan pemikiran bocah ini.
“Buatku, hidupku saat ini cukup walaupun tidak sesuai dengan harapanku.”
“Walaupun banyak yang hal kubenci dalam hidup ini, tapi tidak masalah selama kita menjalaninya saja.”
Saotomo ini seperti anak yang dipaksa dewasa oleh keadaan. Terlebih karena dia punya dua adik, sehingga seperti kondisinya ini membuatnya memiliki pemikiran dewasa. Dimana justru malah memberi kebaikan buat Makoto yang saat itu seperti terombang-ambing dengan kehidupan yang ia jalani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung. Silakan tinggalkan komentar dengan bahasa yang baik ya. Untuk komentar dimoderasi ya.