Drama Korea 18 Again Di Netflix

 Drama 18 again

Pertama memilih nonton drama 18 Again di Netflix karena ada aktor Lee Do Hyun. Itupun sebelumnya gara-gara lihat penampilan LDH di Running Man. Dia benar-benar apa adanya banget pas tampil di acara itu. Enggak dibuat-buat, apalagi pas momen baru pertama dateng ke acara RM. Pas adegan joget ala ajojing di club, lucu buatku penampilannya.

Setelah itu, barulah di serial Home Sweet Home melihat aktingnya yang benar-benar keren buatku. Ekspresi dingin, kejam, takut dan rasa sayang yang diungkapin lewat raut wajahnya. Tersirat dengan cukup jelas. Sehingga setiap adegan di drama tersebut semakin mendebarkan.

Karena itulah, pas lihat di daftar drama korea Netflix, terus lihat ada Lee Do Hyun. Langsung otomatis saya putar dramanya. Bahkan, saya langsung tertarik ketika episode pertama diputar. Saat momen pertengkaran suami dan istri, problematikanya membuatku penasaran.

Gara-gara akting Yoon Sang Hyun di drama Secret Garden. Tiba-tiba aja semakin menarik dan pengen tau apa alasan pertengkaran mereka sebenarnya? 


Casts 18 Again

Lee Do Hyun berperan sebagai sosok masa muda dari Hongdae. Sosok Hong Dae tua diperankan oleh Yoon Sang Hyun, yang cocok banget jadi bapak-bapak. Akting LDH sebagai Hongdae muda juga cukup menarik. Ekspresinya saat memergoki anak perempuannya merokok, benar-benar lucu. Matanya yang kecil, berusaha untuk melotot semaksimal mungkin dan nada bicaranya sesuai dengan cara bapak-bapak ngomel.

Sebagai remaja perempuan, Hong Si Ah termasuk tipe cewek yang galak. Diperankan oleh Roh Jeong Eui, yang ekspresi galak dan menyebalkannya juga cukup mendukung. Karakter Hong Si Ah ini juga termasuk cewek yang senantiasa melindungi adik cowoknya. Apalagi karena keduanya ini kembar, cewek dan cowok. Alhasil, dia selalu berusaha untuk membela kembarannya ini.

Sebenarnya Ryeoun yang berperan sebagai Hong Si Woo enggak begitu menonjol. Sebagai remaja yang sering dibully sampai diganggu dan diasingkan. Karakternya ini belum begitu mengena. Jika dibandingkan dengan Go Deok Jin yang juga sama dibully saat masa sekolahnya. Justru Go Deok Jin berhasil memerankan sosok itu.

Go Deok Jin diperankan oleh Kim Kang Hyun, karakternya yang clumsy, terus agak culun, sampai sedikit norak. Dapet banget. Apalagi, sebagai remaja yang sering dibully, dia juga bisa menampakkan ekspresi putus asa sampai takut. Apalagi pas sering ketemu Hong Dae terus tiba-tiba jadi bapaknya Hong Dae muda. Lucu banget. Klop mereka tuh.

Kalau aktingnya Kim Ha Neul sepertinya enggak perlu dipertanyakan lagi, ya. Memerankan Jung Da Jung, yang masih menyimpan impiannya menjadi reporter. Aktingnya cukup memuaskan. Tapi, yang paling oke itu, walaupun terpaut usia jauh, enggak tau kenapa pas bersanding sama LDH sama sekali enggak kebanting. Awet muda banget.

Nah, akting si Hong Dae tua, yang diperankan oleh Yoon Sang Hyun ini juga daebak. Cocok lah pokoknya adu akting sama Ha Neul. Karakternya dua-duanya kuat. Enggak kebanting sama sekali. Apalagi pas keduanya ketemu sebagai suami-istri. Dapet banget chemistry-nya. Terus, karakter dia memerankan bapak-bapak cerewet juga dapet banget. Soalnya, emang lucu juga kayanya ya orangnya.

Cast 18 again


Review 18 Again

Pertengkaran kecil antara suami dan istri pasti bukan hal yang aneh, ya. Perdebatan akan hal sepele, sampai hal serius juga pasti ada lah di setiap pernikahan. Malam itu, saat keduanya sedang menonton televisi. Pertengkaran hebat terjadi antara Da Jung dan Hong Dae. 

Dan karena keributan tersebut, Da Jung memutuskan untuk menggugat Hong Dae. Tapi, di malam setelah mereka bertengkar. Hong Dae kembali ke sekolahnya yang lama. Ia teringat kembali dengan cita-citanya yang tak sempat teraih. Menjadi atlet basket. Apalagi dahulu dia adalah atlet basket di sekolahnya yang cukup berbakat.

Tiba-tiba lampu di gedung olahraga tersebut mati. Tak berapa lama, ia pun kembali menjadi Hong Dae muda. Entah bagaimana caranya, tapi ini justru mempersulit Hong Dae untuk kembali bekerja dan ke rumahnya. Nah, setelah berubah ini, mau tak mau dia harus keluar dari rumahnya. Yang membuat Da Jung semakin yakin untuk bercerai dengannya.

Hong Dae akhirnya meminta bantuan Go Deok Jin agar diizinkan tinggal di rumahnya. Karena wajahnya yang kembali muda, ia pun tak bisa melanjutkan pekerjaannya. Justru langsung dimasukkan ke sekolah yang sama dengan sekolah anak-anaknya.

Di sinilah, kehidupan Hong Dae seperti kembali berwarna. Ia menjadi semangat sambil memperhatikan anak-anaknya lebih dekat. Persis seperti harapannya selama ini. Namun, karena baik Hong Si Ah dan Hong Si Woo tak mengenal siapa Hong Dae muda ini. Mereka pun merasa aneh ketika Hong Dae muda bersikap terlalu ingin ikut campur.

Apalagi Hong Si Ah, yang merasa kalau Hong Dae muda ini sedang mengincarnya. Maklum, namanya juga remaja. Pasti ada pemikiran kalau si cowok yang ternyata bapaknya waktu masih muda, sedang berusaha mendekatinya.

Oiya, ada satu cuplikan yang membuatku selalu tertawa setiap mengingatnya. Momen setelah Hong Dae tua berubah menjadi muda kembali. Dia berjalan dari gedung olahraga menuju swalayan. Kemudian, ia masuk untuk membeli rokok di swalayan tempat Hong Si Ah bekerja. Di sinilah terjadi keributan. Karena Hong Dae belum menyadari kalau dia sudah berubah.

Lucu serius, saat Hong Dae berteriak menasihati Hong Si Ah karena dia bekerja paruh waktu. Namun, karena penampilannya yang berbeda. Membuat anaknya histeris dan berpikir kalau dia adalah remaja lelaki yang ingin berbuat buruk padanya. Kocak deh bagian ini, yang bikin jadi makin penasaran sama jalan ceritanya.

Singkatnya, setelah Hong Dae bergabung bersama anak-anaknya di sekolah yang sama. Ia pun mencoba untuk menikmati masa mudanya kembali usai mendengarkan nasihat Go Deok Jin. Iya, lebih baik menikmati apa yang sudah dikasih, iya kan?

Nah, dari pengalaman harian dirinya bersama kedua anaknya di sekolah yang sama. Hong Dae melihat sisi lain yang membuatnya terkejut. Di sini nih, yang membuat drama ini punya banyak pesan terkait parenting dan dunia pernikahan.

Pelajaran drakor 18 again


Dekat Dengan Anak Remaja Butuh Strategi

Impian setiap orangtua adalah bisa dekat dengan anaknya. Membersamai mereka sampai dewasa, hingga tiba waktunya nanti mereka punya kehidupan sendiri. Tapi, di masa transisi dari masa anak-anak ke dewasa. Ada yang disebut masa remaja. Di masa inilah, kondisi anak bisa berbeda dan seringnya selalu membuat jarak dengan orangtua mereka.

Terus, gimana caranya biar bisa dekat dan membuat anak nyaman sama kita? Di sini, digambarkan baik Hong Si Ah dan Hong Si Woo, sering berbohong tentang perasaan mereka pada kedua orangtuanya. Apalagi Hong Si Ah yang lebih sering ribut dengan Ibunya, dengan bapaknya juga sih, apalagi kalau ditelpon terus ditanyain gimana kabarnya.

Dari drama ini, kita bisa melihat betapa sulitnya posisi Hong si Ah. Di sekolah, dia berusaha untuk bertahan dengan kehidupan sosial di sana. Berusaha agar tetap bisa bertahan sekolah. Terus, dia sendiri harus bekerja paruh waktu demi bisa kuliah di jurusan yang dia inginkan. Sementara jurusan yang ia pilih sedikit berbeda dari keinginan orangtuanya.

Sebagai ayah, Hong Dae enggak senang tahu anaknya bekerja. Tapi, sebagai remaja, mereka sedang mencoba mempelajari cara menyeimbangkan idealisme dengan realitas yang ada. Jadi, masa transisi ini memang berat sebenarnya. Cuma, namanya hidup, pasti hal seperti ini bisa membuat percikan api yang bikin pertengkaran antara orang tua dan anak.

Dari sini, Hong Dae berusaha untuk mempelajari bagaimana caranya dekat dengan anak-anaknya. Mulai dari mencoba bersahabat dengan mereka. Membuat mereka nyaman berada di dekat Hong Dae muda. Sampai berusaha memahami keputusan dan diamnya mereka.

Ada kalanya remaja butuh waktu untuk belajar menyelesaikan masalah yang mereka hadapi. Juga belajar untuk mengelola emosi dan perasaan yang saat itu berkecamuk. Yang dibutuhkan orangtua memang kesabaran tanpa batas untuk membersamai mereka.


Komunikasi Emang Penting Banget

Kalau dibaca, kayaknya emang kata KOMUNIKASI ini mudah, ya. Padahal, kata ini pula yang bisa bikin perang dunia pecah, maksudnya perpecahan dalam sebuah hubungan gitu. 

Komunikasi itu sendiri bukan percakapan satu arah. Tapi, dua arah. Adanya timbal bali, adanya perdebatan dan masing-masing individu mampu mengungkapkan apa yang mereka pikirkan, rasakan dan hadapi. Hingga menemukan solusi atau respon dari pokok pembicaraan yang ada di dalam komunikasi ini.

Di drama ini, komunikasi antara Hong Dae dengan Da Jung juga sangat kurang. Hong Dae enggak cerita gimana beratnya dia bekerja dengan kondisi tanpa title. Belum lagi di tempat bekerjanya ia kalah posisi dengan yang masih muda. Membuatnya sebagai kepala keluarga tentunya tertekan.

Begitu pula dengan Da Jung, yang tak tahu menahu kondisi suaminya. Dia tidak salah juga, hanya saja dia sendiri pun memendam perasaan yang cukup banyak. Dari kebingungannya bagaimana menyekolahkan anak. Sampai bagaimana mengatur ekonomi keluarga mereka. Sayangnya, di sini tidak ada komunikasi itu tadi. Sehingga, masing-masing berasumsi yang membuat pertengkaran hebat di malam itu terjadi.

Sama juga dengan kedua anak mereka, Hong Si Ah dan Hong Si Woo yang enggak pernah cerita mengenai kehidupan mereka di sekolah. Terutama, bullying yang menimpa Hong Si Woo sehingga dia sering tak merasa nyaman berada di sana. 


Membangun Rumah Tangga Butuh Persiapan

Banyak sebenarnya momen yang membuatku berkesan sama drama keluarga yang dibalut komedi ini. Tapi, yang entah kenapa memang sangat mendalam adalah ketika Da Jung dan Hong Dae baru merajut rumah tangga. 

Jadi, keduanya menjalani kehidupan rumah tangga di usia yang teramat muda. Impian mereka harus dikalahkan demi membesarkan anak mereka yang kembar. Ada kilasan ingatan ketika Hong Dae bekerja sangat keras sampai harus menjalani dua pekerjaan sekaligus.

Ada juga momen yang membuat sedih. Ketika dia tak mampu menahan emosinya dan berusaha untuk tetap ceria di depan Da Jung, istrinya, sehingga ketika dia pulang kerja. Dia menyembunyikan dirinya di bis agar tak terlihat demi bisa menangis sepuasnya.

Begitu pula dengan Da Jung. Dia pun mengalami hal berat. Ketika harus menahan lapar karena tak memiliki uang sama sekali. Terus, dia juga berusaha untuk tetap ceria di depan suaminya padahal saat itu dia kebingungan bukan main karena ditagih uang sewa kamar.

Kehidupan rumah tangga muda ini, menjadi pelajaran yang memang penting untuk diketahui. Bahwa, membangun rumah tangga itu dibutuhkan persiapan. Bukan cuma pekerjaan aja, tapi kesiapan mental juga.

Di drama ini, perlu digarisbawahi, berkaitan dengan cita-cita. Tanpa sadar, Da Jung sering memosisikan kehadiran anaknya sebagai penghambatnya meraih cita-cita. Sehingga, muncul emosi yang terpendam. Sebab, seorang anak tidak ada yang meminta untuk dilahirkan. Jadi, harus dengan persiapan, serta kesadaran kalau anak itu lahir bukan karena mereka meminta. 

Ketidakmampuan orangtua untuk meraih cita-cita atau impian, bukan karena salah anak. Tapi, itu karena resiko yang mereka ambil dari pilihan-pilihan yang ada. Karena itu, persiapkan secara matang sebelum memutuskan ingin menikah dan memiliki anak.


Menjadi Perempuan Usia Matang

Ada pengalaman Da Jung di drama ini yang juga dialami beberapa perempuan di Indonesia. Ketika mereka harus siap digeser oleh perempuan yang usianya jauh lebih muda dari mereka. Apalagi status sebagai Ibu, membuat Da Jung juga kesulitan dan sering diremehkan.

Di tempat bekerjanya, Da Jung akhirnya harus mau dan rela diganti posisinya oleh pegawai yang lebih muda. Konon, karena lebih enak dipandang. Tak hanya itu, setelah kehilangan pekerjaan, ketika ia menjalani interview sebagai reporter. Ia juga diremehkan karena statusnya sebagai ibu.

Selain itu, saat ia mewawancarai atlet profesional kemudian ada momen yang tak mengenakkan. Yaitu baju Da Jung basah karena ketumpahan air. Ia malah mendapat cemooh alih-alih pujian karena tetap berusaha profesional dengan mewawancarai atlet tersebut. Cibiran netizen ini cukup heboh sebab Da Jung banyak disorot di sini.

Sedih dan tentunya jadi terasa banget. Sebab, teringat dengan curahan hati seorang kawan yang sedang mencari pekerjaan. Tapi, kalau tak punya privilege seperti orang dalem, mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya terasa sangat berat. Sebab, maksimal usia yang diterima pada informasi lowongan kerja, yaitu maksimal 25 tahun. Terkadang ada juga yang maksimal 30 tahun.

Lagi dan lagi, usia menjadi penghambat seseorang untuk memulai karir. Bahkan, ada juga yang harus berhenti karirnya karena usia juga. Karena itu, selain harus mau upgrade diri, sepertinya perempuan juga harus bisa mencari peluang sedikit apapun itu. Walaupun tak memiliki privilege seperti orang dalam. Siapa tau, seperti Da Jung yang akhirnya malah dijadikan reporter profesional karena dia pantang menyerah dan terus mau belajar.


Penutup

Nonton drama korea ini bikin ketawa, sedih karena nangis sama kesemsem karena akting Lee Do Hyun ini emang tiada duanya buatku. Apalagi pas momen dia ngeliat Da Jung, jadi uwu banget gitu.

Selain itu, ada banyak juga yang saya dapet dari nonton drama 18 Again. Salah satunya, gimana caranya bisa dekat dengan anak remaja. 

Saya juga baru tau kalau drama ini konon hasil remake dari film hollywood dengan judul yang sama. Tapi, sayangnya saya belum nonton, jadi enggak tau.

Ada rekomendasi drama korea bertema keluarga yang cocok buat ditonton di Netflix?






Postingan Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung. Silakan tinggalkan komentar dengan bahasa yang baik ya. Untuk komentar dimoderasi ya.

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *