Vaksin Corona Bagian Dari Usaha Dan Harapan Kita
Bertahan di tengah pandemi, bukan sekadar bisa melanjutkan hidup aja. Tapi, meliputi pertahanan diri dan pikiran agar tubuh tetap optimal.
Mengandalkan vaksin corona agar bisa segera menangani pandemi ini pun bukan perkara mudah. Ada tahapan lain, mulai dari uji reaksi pada manusia hingga uji ketahanan dalam menghadapi virus ini.
Berita simpang siur, banyak membuat masyarakat berharap. Tapi, harapan itu tetap harus dijaga agar tidak terjatuh ketika tak sesuai. Karena, hanya harapan dan doa serta usaha dari kita yang mampu membuat situasi ini setidaknya lebih baik.
Kenapa Harus Menunggu Hingga Jatuh Korban Orang Terdekat Untuk Percaya?
Terkejut, sedikit panik hingga bingung adalah reaksi yang buat saya sangat wajar. Ketika mendapati informasi bahwa tetangga yang letaknya beberapa rumah, positif covid.
Pada mulanya, banyak beberapa warga yang masih saja menganggap bahwa mereka kebal terhadap virus ini. Ada pula yang berpikir, pandemi ini hanya buatan.
Namun, saat berita itu datang. Mereka beramai-ramai membagikan resep jamu yang konon bisa menangkal corona tanpa perlu khawatir.
Sebentar. Ini bukan hal yang sederhana. Entah mengapa, hingga detik ini. Masih saja ada yang berpikir bahwa semua ini tak nyata?
Apakah harus merasakan sendiri, baru paham bahwa pandemi ini nyata? Nauzubillah. Sungguh rasanya pilu hati ini. Karena, tetangga yang mengalami justru memiliki dua anak yang masih balita.
Masih tega, mengatakan semua ini hanya rekayasa belaka?
Menjadi Pasien Covid Tanpa Gejala
Kegiatan sebelum kasus ini muncul. Masih sama seperti biasa. Bahkan, masih diadakan proses acara yang mengundang kerumunan warga.
Padahal, beberapa minggu sebelumnya. Ada tetangga yang meninggal dunia. Kemudian, terdengar berita salah satu keluarga mereka yang tidak satu rumah, terpapar virus dari tamu yang datang melayat.
Semua orang merasa bahwa diri mereka baik-baik saja. Semua masih berpikir bahwa ini hanya isapan jempol dan permainan media.
Tapi, bagaimana dengan mereka yang sudah gugur? Apakah benar, mereka hanya menjalankan takdir saja?
Pandemi Ini Mengajarkan Kita Untuk Berpikir
Berpikir, seberapa banyak usaha yang kita kerahkan agar tidak membuat pandemi semakin parah.
Berpikir, seberapa banyak kebaikan yang kita lakukan dan berefek pada orang lain. Dengan hanya melakukan langkah sederhana seperti menjaga jarak.
Hingga berpikir, seberapa banyak peran yang kita lakukan untuk membuat agar pandemi ini tidak semakin berlarut-larut.
Menjadi manusia yang diberikan akal serta pikiran. Tentu ada alasannya. Allah tidak meminta kita menyia-nyiakan akal dan pikiran. Tidak juga meminta kita untuk abai.
Karena, pengabaian hanya akan disesali ketika orang yang sangat kita sayangi akhirnya menjadi orang berikutnya yang gugur karena virus ini.
Mau seperti ini?
Langkah Kita Sederhana Saja
Menuliskan ini, membuat mata saya berkaca-kaca. Terbayang anak-anak yang harus mereka bawa ke rumah sakit demi menjalani isolasi.
Terbayang, beratnya menenangkan diri ketika mendapat kabar seperti ini. Bagaimana cara bertahan dan menjaga kewarasan? Serta bagaimana mengurus dan menjelaskan pada anak-anak balita ini mengenai tindakan isolasi?
Sudahi saja semua ini…
Langkah yang dibutuhkan sederhana saja, Pak… Bu…
1.Tahan Rindu
Rindu ingin berkumpul bersama keluarga. Rindu untuk berkumpul dengan tetangga. Makan malam bersama di luar. Semua rindu itu, bisa disimpan dulu?
Disimpan di tempat istimewa karena kondisi kita pun istimewa saat ini. Biarlah rindu itu akan kita penuhi sebentar lagi.
Sebentar lagi… Sambil terus berusaha. Tak sulit kan?
2.Tak Sulit Mengenakan Masker
Sungguh. Tidak sulit sama sekali. Bahkan, ketika harus membeli masker hingga face shield pun tidak akan memberatkan.
Semua ini demi usaha kita untuk menjadi pribadi yang lebih sehat dan lebih mawas diri. Tidak berlebihan. Tidak ada usaha yang berlebihan.
3.Tak Sulit Mencuci Tangan Dengan Sabun
Tidak sulit sama sekali. Bahkan, rasulullah salallahualaihiwassalam senantiasa bersiwak setiap wudhu.
Hai. Beliau salallahualaihiwassalam bersiwak setiap wudhu. Tahu seberapa sering rasulullah wudhu? Tahu kan, rasulullah senantiasa menjaga wudhu? Sesering itu pula beliau membersihkan dirinya.
Kenapa mencuci tangan bisa menjadi berat? Apalagi, air dan sabun bukan barang yang sulit ditemukan.
4.Beri Sedikit Ruang
Tak perlu berhimpitan. Tak perlu berdempetan. Selama masih bisa menjaga jarak. Selama masih bisa bertegur sapa tanpa harus berdekatan.
Tak mengapa. Toh, kondisi saat ini sedang tak baik-baik saja. Jadi, tolonglah. Jangan kau abaikan untuk menjaga jarak.
Ini demi kita, kami, kamu dan keluarga. Demi semua yang masih bisa bertahan hidup.
Vaksin Bukan Berarti Kebal Tapi Bagian Dari Usaha
Beberapa dokter mengatakan bahwa ketika sudah menerima vaksin. Bukan berarti tubuh kita menjadi kebal. Bukan berarti kita tak akan terkena penyakit.
Vaksin adalah cara kita berusaha di antara usaha-usaha lain yang masih harus dimaksimalkan.
Seperti vaksin Cacar. Bukan berarti, kita akan kebal selamanya. Ketika terkena penyakit ini, bukan berarti tak perlu mandi. Tak perlu mengganti baju. Hanya agar penyakitnya menghilang.
Ada usaha lain yang harus dijalankan selain menerima vaksin. Salah satunya mengonsumsi obat ketika sakit. Menjaga kesehatan tubuh. Menjaga pola tidur agar tidak begadang berlebihan.
Semua itu, demi menghadapi kebiasaan baru yang muncul selama pandemi ini. Kebiasaan agar kita menjadi lebih sadar akan kebersihan. Kebiasaan yang membuat kita berpikir lebih serius tentang kesehatan.
Karena, kita masih harus terus bertahan. Menerapkan hal-hal baru dalam hidup kita. Selama vaksin ini dipantau. Seberapa baik dan maksimal ketika berhadapan dengan virus.
Tak ada yang sia-sia. Kehadiran angin segar berupa vaksin. Merupakan kabar gembira. Bahwa, masih banyak manusia yang peduli. Bahwa, kita masih diizinkan untuk bisa bertahan selama kita berusaha.
Maksimalkan Usaha Dengan Penanganan Yang Tepat
Tak ada yang salah jika ingin menyegerakan diri mendapat penanganan yang tepat. Terutama, bagimu yang membutuhkan vaksin agar tubuh tetap optimal.
Karena, bertahan hidup bukan tentang terbangun di pagi hari saja. Tapi, juga tentang berjuang mencari nafkah.
Mencari vaksin jangan dijadikan wahana peruntungan. Segera gunakan aplikasi kesehatan seperti Halodoc yang sudah bisa menjamin segalanya.
Jangan bermain-main dengan nyawamu. Menggadaikannya demi harga yang murah. Di tempat yang tak terjamin. Jangan.
Baiknya, serahkan pada ahlinya. Tidak ada salahnya memesan layanan vaksin dari aplikasi kesehatan Halodoc, karena mereka memiliki rekan kerja yang dijamin.
Salamku Untukmu
Ini merupakan tulisan yang kubuat. Agar bisa dibaca olehku atau oleh anak-cucuku nanti.
Dunia pernah tidak baik-baik saja. Semua menjalani kehidupan yang di luar dari zona nyaman.
Tapi, kehidupan masih harus terus berjalan. Tulisan ini untukmu, untukku dan untuk semua yang peduli.
Jaga kesehatanmu, ya. Karena, kita masih membutuhkanmu untuk bertahan hingga esok hari. Patuhi protokol kesehatan yang ada. Agar kita semakin terbiasa dengan penerapan hal baru.
Tak ada usaha yang sia-sia. Asal kita tak menutup mata.