Beberapa kali cuplikan film Ngeri-ngeri Sedap ini lewat di beranda tiktok. Membuatku yang awalnya hanya senyam-senyum saja menyaksikan tayangan singkat tersebut. Hingga akhirnya, penasaran sampai titik tertinggi. Bersyukur sekali, karena tak lama setelah penayangan di bioskop selesai. Film Ngeri-ngeri Sedap ini muncul di Netflix. Langsung saja saya putuskan untuk menontonnya saat melihat film yang mengangkat budaya batak ini berada di urutan pertama rekomendasi dari Netflix. Berhubungan Dengan Suku Batak Sejak Kecil Saat menonton tayangan ini, saya termasuk yang beberapa kali menyaksikan youtube channel Adik Abang yang dulu saya kenal sebagai Agak Laen. Gara-gara muncul lagu Agak Laen yang memang benar lain kali lah lagu ini, hehe. Sejak kecil saya sudah dekat dengan orang-orang dari suku batak. Bukan apa-apa, kalau pernah dengar nama daerah Rawa Lumbu, mungkin akan tahu kalau di Jembatan 13 sampai Jembatan 14 itu banyak sekali suku bataknya di sini. Bermula dari issue mengenai pemind
Bagi Murakami, lari maraton merupakan olahraga yang mampu membantunya bisa bertahan hidup hingga saat ini. Kebutuhan untuk mendengarkan apa yang melintas di kepala. Kebutuhan untuk mendengarkan suara hati yang terkadang seolah berbisik. Hingga ragam kebutuhan lain yang membuatnya merasakan perbedaan signifikan. Sebelum saya mengenal Murakami, saya pun pernah merasakan apa yang dia juga rasakan. Itulah kenapa tampaknya saya memiliki ikatan yang tak tampak oleh mata telanjang. Seolah, saya dan dia berjalan di jalur yang sama namun masing-masing dari kami tidak ingin mengganggu satu sama lain. Saling menghargai dan juga berbagi apa yang pernah kami rasakan bersama melalui kata demi kata yang membumbung tinggi. Saya tidak bisa berenang. Kalaupun dianggap bisa, itu hanya karena saya bisa bergerak melaju di bawah air, tapi tidak bisa mengangkat kepala saya untuk mengambil udara. Jangan ditanya, apakah saya bisa bergerak seperti seekor anjing saat berenang? Jawabannya pun tidak. Keterbatas