6 Alasan IBUK Aplikasi Sewa Dan Beli Buku Digital Favorit

ibuk sewa buku digital

IBUK Aplikasi. Suka baca Ebook atau Buku fisik? Biasanya banyak yang pilih buku fisik.

Alasannya beragam, ada yang suka karena bisa disentuh halamannya. Kemudian, bisa di hirup aroma bukunya. Sampai lebih enak di mata.

Tapi, banyak juga yang suka baca ebook karena lebih mudah dibawa kemana-mana. Serta menghemat ruang tempat penyimpanan saat bepergian.

Sama seperti Ipeh yang belakangan ini memilih membaca ebook karena mudah diakses selama ada internet. Terus, enggak ribet dibawa terutama enggak bikin tas jadi berat.

Terus, membaca ebook saat sambil makan atau minum, enggak akan khawatir akan merusak halaman bukunya.

Memang sih, ada banyak kelebihan dan kekurangan saat membaca ebook itu. Ipeh sebagai pembaca ebook yang belakangan ini cukup aktif membaca ebook pun merasakannya sendiri.


Kekurangan Membaca Ebook



Sebelum membahas kelebihannya, saya mau menyeritakan pengalaman pribadi selama membaca ebook. Hal yang menjadi kekurangan dari versi ebook.


Membaca Ebook Bisa Bikin Minus Bertambah. Yang tadinya masih aman di angka minus 1.6, tak berapa lama semenjak mulai baca Ebook. Mulai nambah dikit-dikit. Terhitung sudah tiga kali ganti kacamata. Tahun ini, sudah waktunya cek mata lagi. Karena sudah mulai berkurang fokusnya. Huhuhu, bikin mata cepat lelah memang baca ebook itu. Itulah kenapa cita-cita banget untuk bisa segera punya Ebook dengan teknologi E-Ink.

Agak Susah Untuk Difoto. Sebagai seorang bookstagram abal-abal. Motret buku sambil diulas di Instagram menjadi hal yang paling menyenangkan. Tapi, kalau yang dipotret itu ebook, ini yang sering bikin kalang kabut. Karena, harus menyiapkan gawai lain yang bisa dijadikan model untuk ebook yang akan difoto. Jadi, harus ada dua gawai, satu untuk motret dan satu untuk dipotret.

Beberapa Aplikasi Enggak Ramah Bookmark Page. Maksudnya, ada beberapa aplikasi seperti Gramedia digital, cabaca, Ibuk, Waktu Seru, Storial sampai Ipusnas dan Ijak yang sulit banget untuk ditandai kalimat atau lamannya. Ini mempersulit kalau pas lagi serius baca, terus ketemu kalimat atau momen yang UWUW banget di buku. Pas mau ditandai, eh susah dong. Alhasil harus selalu sedia buku kecil setiap baca ebook untuk mencatat nomor halaman yang ingin ditandai.

Kelebihan Membaca Ebook


Kalau bahas kelebihan baca ebook, biasanya Ipeh akan lupa diri. Eh, maksudnya saking sukanya baca ebook, akhirnya segala macam keribetan dan kekurangan dari ebook itu pun tersingkirkan. Karena sudah terbiasa kali, ya.

Baca Ebook Hemat Ruang Penyimpanan. Saya pernah cerita, kalau sekarang tinggal di hunian yang sungguh minim. Sehingga, minim pula tempat penyimpanan bukunya. Waktu awal pindahan saja, sudah ada sedikit debat mengenai penempatan buku-buku saya yang enggak begitu banyak padahal.

Tapi, karena memakan tempat, akhirnya keputusan untuk berhenti membeli buku pun mulai diberlakukan. Kecuali, beberapa buku favorit seperti Taiko, Musashi atau buku sastra Jepang yang enggak ada versi ebooknya.

Bisa Diakses Di Gawai Pintar Dengan Mudah. Sering banget, saya menghabiskan waktu saat berada di ruang publik dengan membaca. Entah itu sedang berada di antrian. Atau sedang menunggu makanan yang saya pesan disajikan.

Saya akan memanfaatkan waktu untuk membaca. Nah, kalau membaca ebook, asiknya karena enggak perlu ribet mengeluarkan buku. Cukup menyalakan gawai dan membacanya melalui gawai yang saya punya.

Enggak Berat Saat Dibawa Pergi. Jadi ingat waktu bepergian ke luar provinsi. Saat pertama kalinya mencoba berkenalan dengan ebook. Sepanjang perjalanan, saya tidak merasa terbebani karena bawaan yang berat. Soalnya, saya bisa membacanya dengan gawai yang saya bawa.

Harga Lebih Murah Dibanding Buku Fisik. Kalau suka baca buku-buku terbaru terbitan Gramedia atau Penerbit Haru. Pasti berbeda kalau dibandingkan membeli ebook dengan membeli buku fisik. Harga buku fisik dan buku ebook sering lebih murah buku elektronik.

Selain murah, saya juga enggak perlu menunggu lama untuk membacanya. Selesai klik membeli, saya tinggal klik lagi untuk membacanya saat itu juga.

Tersedia Aplikasi Buku Langganan. Kalau membeli ebook satuan terasa berat. Kita juga bisa ikut berlangganan buku-buku di aplikasi seperti Gramedia Digital, Scribd, Amazon Kindle.

Kalau dihitung menyeluruh justru hitungannya lebih murah. Apalagi di aplikasi-aplikasi tersebut, kita bisa membaca buku-buku terbaru juga. Dan koleksinya juga banyak, memudahkan kita memilih buku yang kita mau baca sesuai selera.

Melatih Diri Untuk Bisa Memanfaatkan Waktu Dengan Baik. Maksudnya begini, ketika kita sering menggunakan gawai untuk scrolling untuk membaca topik yang sebenarnya enggak begitu bermanfaat.

Kenapa enggak mengalihkan diri kita untuk membaca ebook? Nah, di sinilah saya belajar untuk memanfaatkan waktu dengan mengalihkan keinginan scrolling tak tentu arah dengan membaca ebook yang belum saya baca.



aplikasi baca buku

Pernah Dengar Tentang Sewa Ebook Di IBUK?



Jadi, saya mengetahui beberapa blogger ada yang membuka usaha penerbitan. Ingin sekali rasanya mencicipi bacaan dari penerbitan indie. Tapi, sayangnya terkendala karena banyak penerbit indie yang enggak menyediakan bacaan dalam bentuk ebook.

Alasannya karena mudah dibajak. Sebab itu, mereka masih gencar menerbitkan buku dalam bentuk fisik.

Tapi, belakangan ini, sudah mulai banyak aplikasi karya anak bangsa, yang bekerjasama dengan penerbit indie untuk menyediakan buku terbitan mereka dalam bentuk ebook. Dengan jaminan tidak akan mudah dibajak karya-karya mereka.

Banyaknya aplikasi baca ebook karya anak negeri, yang tentunya berbayar. Semakin banyak kesempatan saya untuk eksplorasi bacaan dari terbitan penerbit indie. Salah satunya, ada aplikasi yang menyediakan sistem sewa bacaan.

Kalau dahulu jika kita ingin meminjam buku di perpustakaan terdekat. Kemudian, dikenakan biaya sewanya. Sekarang, kita juga bisa mendukung stabilitas keberadaan penerbit indie dengan menyewa ebook yang mereka terbitkan.

Tapi, enggak cuma penerbit Indie yang sudah bergabung. Beberapa nama penerbit mayor juga ikut bergabung menjadi mitra IBUK.

Masa sewanya terbilang cukup sebentar, hanya 14 hari. Tapi, biayanya juga masuk akal, mulai dari 3 ribu rupiah sampai 10 ribu. Murah banget, terutama karena banyak bacaan dari penerbit indie ini yang bagus-bagus.

Sistem pembayaran yang disediakan juga cukup banyak. Jadi memberi kemudahan pembaca yang mau meminjam buku dari penerbit tertentu.


Review IBUK Aplikasi Beli Dan Sewa Ebook



IBUK merupakan aplikasi baca buku elektronik yang menawarkan harga murah, mudah diakses, pembayarannya juga mudah serta menyediakan jasa sewa ebook.

Aplikasi ini bisa diunduh di Playstore dan Appstore. Pembayaran aplikasi bisa menggunakan OVO Point atau OVO Cash, LinkAja, Alfamart, Alfamidi, Dan+Dan, Voucher IBUK dan transfer virtual account.

Untuk proses registrasinya bisa dengan dua cara yaitu menggunakan Facebook atau registrasi menggunakan email.

Platform ini cukup user-friendly buat saya. Karena, pada bagian menu utamanya sudah dipisah bagian khusus daftar Penerbit, kemudian bagian ebook yang sudah kita beli atau sewa ada pada menu Perpusku. Pada bagian Beranda, terdapat daftar buku-buku yang banyak dibaca atau buku yang dipromosikan oleh penerbit.

Pertama menyewa ebook di sini, terbitan Mazaya Publishing House yang berjudul The Mini Princess. Tertarik karena saya pikir kisah ini merupakan kisah untuk middle-grade. Tapi, ternyata kisah untuk Young-Adult.

Saat melakukan pembayaran, saya menggunakan OVO Point. Notifikasi apakah kita menyetujui ingin membayar sewa atau beli buku, ada di bagian aplikasi OVO-nya. Jadi, pastikan setelah meng-klik tombol sewa atau beli. Kemudian, langsung buka aplikasi OVO untuk proses pembayaran.

Membaca ebook di aplikasi ini juga cukup ringan dan mudah navigasinya. Saat menggunakan aplikasi ini, kita tidak bisa menjalankan fungsi screenshot. Hal ini untuk mencegah tindak pembajakan. Karena, IBUK sudah memberikan keamanan untuk karya-karya yang dipublikasikan di aplikasi ini.

Karena masih belum banyak mitra penerbit yang bekerja sama dengan IBUK. Jadi, pilihannya masih belum banyak. Alhamdulillah terbayar dengan koleksi di Indie Book Corner, meski tetap enggak banyak juga koleksinya di sini. Jadi, kendala yang masih sangat terasa itu kendala koleksi yang masih kurang.

Penerbit yang sudah bermitra dengan IBUK ini ada :

  • AE Publishing (yang punya blogger juga)
  • Afkari Publishing
  • AMB Publisher
  • BEE Media Pustaka
  • CV Benito Group
  • CV AT Press
  • Cerivitas Books
  • Farase Aksara Media
  • Ihsan Media
  • Indie Book Corner
  • Indiva Media Kreasi
  • Jejak Publisher
  • KMC Publisher
  • Lingkarantarnusa
  • Lire Publisher
  • Loka Media
  • Lumiere Publishing
  • Mazaya Publishing House
  • Megalite 
  • Mitra Wacana Media
  • IN Media
  • Penerbit Duta
  • Hanika Mediaksara
  • Penerbit Salemba
  • Platinum Publisher
  • Prenada Media
  • Puspa Swara
  • Republika
  • REX Publishing
  • Seniman Publishing
  • Simple Publishing
  • SMARTA
  • UI Publishing
  • Yayasan OBOR Indonesia
  • Zhieda ZA
  • BKPM
  • Badan Pusat Statistik
  • Free Programming Book
  • Kementrian Agama
  • Kementrian ESDM
  • Kementrian Hukum
  • Kementerian kelautan dan perikanan
  • Kementerian Keuangan
  • Kementrian Kinerja
  • Kementerian Lingkungan Hidup
  • Dll

Penutup



Setelah membaca buku terbitan Mazaya. Saya lanjut lagi membaca tulisan Boim Lebon yang berjudul Pahlawan Tanpa Tanda Tangan. Yang diterbitkan oleh Indiva Media Kreasi, bekerja sama dengan penulis dari tim FLP.

Meski koleksinya masih belum banyak. Tapi, saya masih betah eksplorasi buku-buku yang bisa saya pinjam dengan menyewa. Karena, masih berharap siapa tahu akan banyak yang ikut bekerja sama menjadi mitra IBUK.

Penilaian saya sejauh ini untuk aplikasi IBUK, cukup puas dan oke. Aplikasinya juga ringan, jadi enggak lemot saat dipakai.

Buat pembaca yang sudah baca artikel ini, terima kasih, ya. Oiya, apa aplikasi baca favorit pembaca? 

Postingan Terkait

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *