Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2020

Entri yang Diunggulkan

Film Muatan Budaya Batak Ngeri-ngeri Sedap di Netflix

Beberapa kali cuplikan film Ngeri-ngeri Sedap ini lewat di beranda tiktok. Membuatku yang awalnya hanya senyam-senyum saja menyaksikan tayangan singkat tersebut. Hingga akhirnya, penasaran sampai titik tertinggi. Bersyukur sekali, karena tak lama setelah penayangan di bioskop selesai. Film Ngeri-ngeri Sedap ini muncul di Netflix. Langsung saja saya putuskan untuk menontonnya saat melihat film yang mengangkat budaya batak ini berada di urutan pertama rekomendasi dari Netflix. Berhubungan Dengan Suku Batak Sejak Kecil Saat menonton tayangan ini, saya termasuk yang beberapa kali menyaksikan youtube channel Adik Abang yang dulu saya kenal sebagai Agak Laen. Gara-gara muncul lagu Agak Laen yang memang benar lain kali lah lagu ini, hehe. Sejak kecil saya sudah dekat dengan orang-orang dari suku batak. Bukan apa-apa, kalau pernah dengar nama daerah Rawa Lumbu, mungkin akan tahu kalau di Jembatan 13 sampai Jembatan 14 itu banyak sekali suku bataknya di sini. Bermula dari issue mengenai pemind

Wisudawan STTB Sekolah Tinggi Teknologi Bandung

Wisudawan STTB. Kalau sudah diwisuda, selanjutnya ngapain ? Yang terlintas dalam pikiran Ipeh, ya nyari kerja. Iya kan?  Tapi, saat acara wisuda di STTB atau Sekolah Tinggi Teknologi Bandung, hari Sabtu 11 Januari 2020 kemarin. Ada topik menarik yang dibahas.  Orasi ilmiah ini disampaikan oleh Keynote Speaker, Dr.Ing.Ilham Akbar Habibie, MBA. Mengenai Peranan Generasi Muda dalam Penerapan Teknologi dan Inovasi di Era 4.0. Tema Nasihat Untuk Wisudawa : Inovasi di Era 4.0 Sekitar abad 17 atau 18, banyak orang berlomba-lomba untuk mencipta. Mereka membuat sesuatu kemudian menuliskan rumusannya.  Seiring perkembangan jaman, orang-orang tak lagi butuh sesuatu yang baru. Mereka tak lagi mencipta alih-alih mengembangkan teknologi yang ada.  Dari penemuan telepon Alexander Graham Bell. Muncul teknologi super canggih seperti gawai pintar saat ini.  Dari telunjuk tangan di etalase warteg. Muncul aplikasi super mumpuni seperti GoFood dan GrabFood. Kedua teknologi yang muncul saat ini adalah bu

Tips Merapikan Rumah Setelah Banjir Ala Francine Jay

Waktu kemunculan buku karya Konmari. Yang isinya tentang bebenah rumah. Dimana beliau mengatakan kalau rumah yang bersih dan minim dari tumpukan barang. Akan mendatangkan kebahagiaan dan rasa ringan dalam diri penghuninya.  Kemunculannya sempat mendatangkan Pro dan Kontra. Apa sih di dunia ini yang enggak melalui proses perdebatan sengit. Apalagi terkenal.  Nah, bagi kolektor barang atau yang merasa tidak keberatan dengan barang yang dimiliki. Menganggap kalau metode yang Konmari ceritakan terlalu berlebihan.  Membuang barang yang masih dipakai itu bukan hal mudah. Apalagi kalau ada kaitannya dengan manfaat barang tersebut yang masih menampilkan sinar gemerlap. Pasti akan ditolak metode ini.  Ketika Jumlah Barang di Rumah Berkaitan Dengan Kondisi Hidup Seseorang Tapi, semenjak tragedi banjir. Ipeh jadi sedikit paham. Kenapa Konmari memberikan pemahaman mengenai hidup dengan barang yang sedikit di rumah.  Pemahaman ini tidak datang seketika. Justru ketika tengah menyicipi buku serupa de

Bersih-bersih Rumah Paska Bencana Banjir

Hal yang paling melelahkan saat menghadapi bencana banjir adalah bersih-bersih sesudah surut . Tapi, bukan saja lelah memikirkan untuk bebenah.  Beberapa orang yang mengalami bencana ini, bahkan menghadapi trauma tersendiri. Trauma ketika mendengar suara hujan. Atau trauma untuk tidur di malam hari.  Seperti kakak saya yang tinggal di Vila Nusa Indah . Saat hujan deras yang turun sejak tanggal 31 Desember 2019 sampai tanggal 1 Januari 2020. Tidak ada penampakan banjir.  Tapi, justru banjir menghadang saat mendapat kiriman. Tanggul Katulampa kepenuhan hingga mengirimkan air beserta lumpur ke wilayah yang dilewati banjir ini.  Air kiriman ini akhirnya mampir ke rumah Kakak. Disertai lumpur yang masuk hingga hampir memenuhi lantai satu. Meninggalkan noda lumpur tebal di setiap barang.  Begitu pula dengan nasib di perumahan saya. Usai air surut, kemudian timbul tugas yang sungguh menguras energi, yaitu beres-beres.  Beres-beres Paska Banjir Setelah banjir surut, hal yang paling dinanti ada

Tahun Baru 2020 Dan Banjir Yang Menyapa

Tahun 2020 dibuka dengan pengalaman yang demikian berkesannya. Hujan yang turun sejak 31 Desember 2019 siang, cukup deras. Hanya berganti dengan gerimis beberapa jam saja. Usai pukul 12 malam dan masuk ke tanggal 1 Januari 2020, intensitas hujan justru semakin deras.  Sekitar pukul 3 pagi, tiba-tiba saja listrik padam. Saat itu saya baru saja sampai di rumah. Akhirnya, menikmati derasnya hujan sambil gelap-gelapan.  Beberapa lama setelah azan Subuh berkumandang. Muncul notifikasi dari grup whatsapp yang memberikan informasi perumahan tempat saya tinggal dilanda banjir. Terutama di dekat pintu belakang. Ketinggian banjir sampai se-atap rumah. Dari laporan security, mengatakan kalau gardu terendam banjir jadi PLN mematikan listrik. Di beberapa daerah sekitar Bekasi Timur juga mengalami pemadaman.  Penutupan Pintu Tol Grand Wisata Sekitar pukul 6.30 sore, saya memutuskan untuk mengungsi ke rumah Mamah yang ada di Bekasi Barat. Karena, persediaan air sudah menipis di rumah.  Namun, saat b