Faktor Genetika Penyakit Diabetes
Faktor Genetika Penyakit Diabetes. Menjadi
seorang anak yang memiliki riwayat turunan Diabetes, bukan hal yang mudah.
Terutama, alasan mendiang Nenek saya (rahimahallah) meninggal, akibat Diabetes.
Belum lagi, Bapak dan Ibu saya, keduanya juga menderita penyakit yang sama. Jadi,
sangat besar kemungkinan saya juga terkena penyakit seperti ini. Bukan hanya
saya, tapi juga ketiga adik saya, memiliki bakat turunan Diabetes.
Tidak
bisa dipungkiri, rasa khawatir kerap menyambangi saya, terlebih berat badan
saya yang terbilang obesitas ini. Setiap kali berkumpul di acara keluarga besar
dari Bapak, keluhan semua sepupu atau Om saya, sama. Yaitu mengeluhkan ketika
tekanan Gula dalam Darah mereka sedang naik. Sering mengakibatkan otak melemah,
tidak bisa berpikir. Bahkan Om saya, kalau sudah tinggi kadar Gulanya, pasti
kesulitan untuk melihat. Karena glukoma, sehingga menghalangi jarak pandang si
penderita.
Berbeda
dengan Om saya, Ibu saya sendiri, yang konon bahkan tidak memiliki riwayat
Diabetes turunan, setiap kali kadar Gulanya tinggi, pernah sampai tidak bisa
pulang ke rumah. Apa sebabnya? Beliau seperti orang kebingungan, tidak tahu
arah kanan atau kiri, jadi bisa seketika blank. Mengerikan? Betul. Saya sendiri
sering ditegur oleh tetangga karena pernah menemui Ibu saya pulang jalan kaki,
padahal jarak yang ditempuh sangat jauh. Ketika ditanya, Ibu menjawab, tidak
tahu kenapa.
Lain
Ibu, lain juga Bapak. Meski bapak menderita penyakit Diabetes, yang menjadi
keluhan bapak Cuma satu, setiap luka baik itu luka kering atau luka karena
kecelakaan, membutuhkan waktu yang sangat lama sekali untuk sembuh. Apalagi,
tulangnya sudah mulai sering terasa ngilu paska terjatuh dari motor. Sama
seperti Om saya, Bapak juga sering terganggu karena glukoma, jadi jarak
pandangnya terbatas setiap kali tekanan Gula dalam darahnya tinggi.
Dikelilingi
oleh orang-orang yang saya sayangi dengan riwayat penyakit bermacam-macam,
seperti Mamah saya yang survivor kanker (Baca Juga "Perjalanan Dadakan"), kemudian Ibu dan Bapak saya yang
terkena penyakit Diabetes, membuat saya semakin waspada dengan kesehatan tubuh.
Apalagi, dengan kondisi tubuh obesitas seperti saya ini, sudah barang tentu
banyak orang yang mengingatkan untuk menurunkan berat badan dan menjaga pola
hidup agar seimbang.
Kalau
saya flashback kembali, kemudian melihat bagaimana pola dari Gula darah yang
tinggi, saya berusaha untuk menarik benang merah dari beberapa gejala yang bisa
saya amati secara langsung. Namun, mungkin gejala ini sifatnya berbeda-beda
dengan penderita lain.
![]() |
source : blog.muipr.com |
1. Genetik
Seperti
yang sudah saya ceritakan, kalau kasus yang terjadi pada Bapak dan Om saya,
faktor keturunan plus juga karena gaya hidup yang tidak sesuai. Karena, ada
juga Om saya yang lain, tidak terkena dampak dari Diabetes ini, karena hidupnya
tidak begitu banyak makan, berat badan seimbang dan banyak melakukan aktivitas.
Jadi
faktor genetik ini semacam trigger yang bisa menjadi penguat terkena penyakit.
Itulah sebabnya, ketika mempelajari hal ini, saya berusaha mengimbangi asupan
serta seberapa banyak aktivitas yang saya lakukan. Apalagi berat badan saya
yang tidak normal, ini bisa menjadi alasan kuat sebagai trigger penyakit
Diabetes.
2. Kehamilan
Nah, berbeda dengan Ibu saya. Padahal Ibu saya tidak
memiliki riwayat Diabetes dari garis keturunannya, tapi kenapa bisa terkena
penyakit ini? Berawal ketika Ibu tengah hamil anak ke-3, yaitu adik saya yang
laki-laki (satu-satunya anak lelaki). Kondisi tubuh Ibu saat itu seperti biasa
orang yang sedang hamil. Tapi,
beliau mengalami satu keadaan yang membuatnya tak nyaman, yaitu gatal-gatal
pada seluruh tubuh.
Sebenarnya
ketika terjadi gatal-gatal pada seluruh tubuh demikian, harusnya memang
diperiksa langsung ke dokter. Namun, ketika periksa ke puskesmas ternyata
dianggap sebagai gatal-gatal alergi selama hamil. Padahal itu adalah
tanda-tanda timbulnya gejala penyakit Diabetes. Tidak ada yang tahu menahu,
hanya bekas menghitam karena gatal yang timbul sebagai jejak gejala Diabetes.
Lantas, kenapa seorang Ibu Hamil bisa
menderita penyakit Diabetes? Alasan dari dokter yang saat itu mendengarkan
kronologis riwayat kesehatan Ibu, mengatakan bisa saja terjadi akibat pikiran
dan juga jumlah asupan serta berat badan.
3. Stress
Ini
kenyataan, bahwa tekanan pikiran yang bisa mengakibatkan stress, juga bisa
menyebabkan munculnya penyakit Diabetes. Tidak sekali atau dua kali saya
menemukan kasus serupa, yaitu munculnya penyakit akibat Stress. Ibu saya juga
demikian, saat kehamilan adik saya, tingkat stress Ibu sangat tinggi, karena
kondisi krisis moneter waktu itu, membuat Ibu tidak bisa mengendalikan tekanan
pikirannya.
Oleh
karena itu, saya berusaha untuk berhati-hati menjaga keseimbangan dalam
kehidupan. Berusaha untuk ‘legowo’ pada banyak hal, tidak memikirkan hal-hal
sepele seakan masalah besar dan berusaha untuk benar-benar ‘sadar’ akan
kapasitas pikiran dan tubuh.
Karena,
baik Bapak maupun Ibu saya, keduanya memiliki trigger yang berbeda. Bapak saya
lebih sering mengalami kenaikan tekanan gula akibat makanan manis. Sementara
Ibu saya, mau puasa berhari-hari, diet segala macam makanan, sampai rutin minum
obat, kalau sudah menghadapi Stress,
tetap saja tidak bisa dihindari tekanan gulanya pun meningkat.
Melalui
tiga hal di atas, saya semakin berusaha untuk mencoba menyeimbangkan gaya hidup
saya. Apalagi saya termasuk yang malas olahraga, jadi saya coba untuk
mengakalinya dengan jalan kaki. Betul, saya kalau ke warung, ke swalayan atau
ke tempat yang saya harus kunjungi pasti jalan kaki. Karena saya sadar betul,
kalau jalan kaki minimal otot saya bergerak sehingga menambah aktivitas tubuh.
Kalau
sedang tidak puasa, bahkan saya sering bersepeda, meski dengan sepeda ontel tua
yang tidak akan dilirik orang. Tapi, bersepeda membuat saya rileks, bisa
menghirup udara segar dan juga mendapat inspirasi selama bersepeda. Tidak lupa
saya juga harus sering medical check up agar bisa terdeteksi lebih awal jikalau
ada penyakit yang tidak disadari. Mudahnya, saya tinggal berangkat ke In Harmony Clinic untuk mendapatkan
pelayanan yang mumpuni sebagai tindakan pencegahan, apalagi di sana mendukung
pengobatan holistik, jadi tidak khawatir.
Selanjutnya,
saya ingin berbagi juga, gejala yang merupakan tanda-tanda penyakit Diabetes.
Kalau gejala ini saya dengar melalui sepupu-sepupu saya yang terkena penyakit
Diabetes. Bisa sama atau juga berbeda, tapi rata-rata setiap mendengar cerita
mereka, kesimpulan yang saya dapat gejalanya hampir sama.
·
Mengalami penurunan berat badan drastis
Baik
sepupu saya, Bapak, Ibu atau Om saya, mereka semua memang mengalami kemerosotan
berat badan yang benar-benar drastic. Kalau mau tahu, sekarang tubuh Bapak saya
seperti mengecil, bahkan ketika itu saya sempat ketakutan karena Bapak dan Ibu
saya tiba-tiba sangat kurus sekali, seperti terkena penyakit berat. Dan
penurunan berat badan ini terlihat tanpa sebab, tiba-tiba saja turun drastis,
kemudian sering merasa lemas.
·
Tidak
Bisa tidur malam hari
Karena
sering buang air kecil setiap kali hendak tidur, sampai-sampai Bapak saya
mengeluh dan memutuskan untuk menemani petugas keamanan ronda malam. Ini
serius, karena memang mereka kesulitan untuk tidur di malam hari. Barulah
ketika menjelang pagi, rasa kantuk datang dan bisa tidur. Tapi, justru ini yang
menyebabkan tubuh semakin tidak sehat, yaitu tidur menjelang pagi.
Kakak sepupu saya pun demikian,
dia kerap mengeluh karena tidak bisa tidur di malam hari, dari gejala tersebut
kemudian Bapak memintanya untuk memeriksa kadar gula dalam darahnya. Ternyata
hasilnya positif terkena penyakit Diabetes. Karena sudah diketahui sejak dini,
sehingga kakak Sepupu saya bisa menjaga keseimbangan kadar gula dalam darahnya
dengan melakukan banyak diet.
oo00oo
Jujur, rasanya sedih karena saya dikelilingi orang-orang
yang menderita sakit yang lumayan berat. Karena bagaimana pun, pastinya
kehidupan yang sehat akan selalu menjadi dambaan setiap orang. Apalagi penyakit
Diabetes ini, meski bisa dibantu dengan meminum obat secara rutin, tapi tetap
juga menimbulkan komplikasi pada organ lainnya. Seperti Ibu saya yang akhirnya
ginjalnya tak kuat karena harus mengkonsumsi rutin obat Diabetesnya. Akhirnya
beliau memilih untuk melakukan pengobatan herbal agar organ lainnya tidak
terkena imbas dari obat-obatan.
Selain menjaga pola makan, dan mengubah gaya hidup.
Pastinya, berdoa juga tidak boleh terlewat, bersyukur serta menikmati apa saja
yang ada. Bahkan teman-teman saya sampai menggeleng-gelengkan kepala karena
ternyata saya benar-benar dikelilingi penderita penyakit yang dialami oleh
orang-orang yang saya cintai. Tapi, bagi saya ini merupakan sebuah pembelajaran
dan peringatan dini akan “Sehat Sebelum Sakit“, agar saya sendiri terus menerus
berupaya untuk menerapkan gaya hidup yang sehat.
Dan memiliki keluarga dengan riwayat sakit berbeda-beda,
membuat saya yakin bahwa Allah mendatangkan penyakit disertai dengan Obatnya.
Serta, penyakit merupakan satu cara agar dosa-dosa kita diampuni selama menjalani
kehidupan dengan sabar dan ikhlas. Sama seperti Mamah yang bisa melewati
masa-masa kritis karena kanker, itu juga merupakan anugerah. Pun penyakit Bapak
dan Ibu, bagi saya itu adalah pemberian yang harus diterima dengan kesabaran
dan keikhlasan.
Sehat memang mahal, karena untuk menjalani gaya hidup
sehat, dibutuhkan biaya yang tidak sedikit. Pembaca ingin berbagi kisah yang
mungkin sama seperti saya? Atau ingin berbagi tips gaya hidup sehat yang murah
meriah? Silakan berbagi melalui kolom komentar. Terima kasih J
mamaku juga diabet kasian liatnya kudu makan sering porsi dikit diusia sekarang
ReplyDeleteaku juga jadi jaga kesehatan karena g pengen
Sama, Mbak. Jaga makan itu paling penting ya, saya juga mulai mengurangi makanan yang manis2, meski harus berpisah dari teh manis. Tapi, demi kesehatan ya.
DeleteIpar2ku 2 org diabetes. Itu mmg menurun dr orang tua mrk.
ReplyDeleteSalah satu ponakanku smp diet ketat menghindari diabet.
Dan mmg keliatannya beda antara yg diet sm yg enggak.
Krn ternyata diabet nih gak kenal usia sekarang
Betul Mba Ophi, sekarang ini tidak mengenal usia, jadi bener2 harus ekstra hati2 juga dalam menjaga kesehatan.
DeleteTerima kasih atas kunjungannya
Diabetes memang menakutkan kalau tidak bisa menyiasatinya.. Di rumah, dari keturunan papaku alm, banyak saudara yang terkena diabetes. Memang perlu disiplin makanan dan olahraga teratur untuk melawannya ya
ReplyDeleteBegitulah mba, masih menjadi momok terutama bagi saya yang memang sudah memiliki history seperti itu. Dan ini bener-bener mendorong untuk menyegerakan diet sama olahraga mba.
DeleteTerima kasih atas kunjungannya
Baru tahu kalau diabetes juga bisa timbul karena kehamilan. Apa mungkin sebelumnya punya riwayat juga yak?
ReplyDeleteSelama kehamilan kalau asupannya berlebihan bisa memicu. Tapi, kalau kasus Ibu saya, pemicunya selain karena makanan juga karena tingkat stress yang tinggi. Gitu, Mbak :)
Deletesekarang diabetes menyerang krn gaya hidup dan pola makan mbak
ReplyDeletejadi mmg kita hrs serius mengatur pola makan kita
Betul mba, gaya hidup dan pola makan yang terlalu berlebihan ternyata mudah sekali menjadi pemicu diabet ya :)
DeleteKehamilan bisa nyebabin diabet baru tahu saya mba serem jadinya mesti hidup sehat kalau gitu hehehe
ReplyDeleteKalau semasa kehamilannya tidak dijaga asupannya maka bisa jadi pemicu, mba :)
DeleteMamaku diabets mba ipeh dan saya kasian liat mama saya :( efeknya sih adalah saya rajin yoga sama renang, bukan buat bentuk badan tp biar sy gak diabetes. dan dari makananpun saya jarang banget pilih makanan atau minuman dengan pemanis buatan. Sehat selalu utk ortu kita ya mba :)
ReplyDeleteBener banget ya Mon, rasanya ga tega gitu liat kondisi mereka, jadi kitanya yang kudu jaga2 kesehatan ya
DeleteTerima kasih atas kunjungannya
Alm. Ayah saya dulu diabetes. Makan nasi pun harus ditakar, kadang hanya makan kentang :(
ReplyDeleteInnalillahi :( bener banget Mba, malah kalau Ibu saya tetap ga nasi dan ga kentang, cukup beberapa sayur dan buah, itu juga terbatas karena ada asam urat juga.
DeleteTerima kasih atas kunjungannya
kayaknya diabetes bukan cuma karena obesitas deh..
ReplyDeleteMemang bukan obesitas saja, coba dicek lagi, banyak hal loh yang bisa jadi pemicunya :)
DeleteTerima kasih atas kunjungannya